Dampak Pembatasan Kapal, Pedagang di Pelabuhan Tanjung Kalian keluhkan Sepi Pembeli

BANGKA BARAT, LASPELA — Wabah Pandemi Covid-19 yang melanda di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Bangka Barat membuat mayoritas pelaku usaha terkena imbasnya.

Seperti halnya beberapa pedagang yang mangkal di Pelabuhan Muntok Bangka Barat yang berkeluh kesah kepada awak media terkait pembatasan trip kapal dan sepinya penumpang sangat berpengaruh terhadap dagangan mereka.

Rusmini ( 45 ), salah seorang pemilik Warung Bu Mamat mengatakan kondisi warungnya sepi terdampak dari larangan kapal membawa penumpang, sehingga dia hanya berharap pengemudi truk logistik yang mampir makan minum.

” Perbedaannya jauh, biasanya lima kilo lebih beras abis. Sekarang dua kilo aja susah, kadang buang. Biasanya dapat tujuh ratus ribu, sekarang nyari tiga ratus aja susah. Pengunjung biasanya lebih lah dari 20 orang, sekarang nyari segitu susah,” ungkap Rusmini, Kamis ( 16/4/2020 ) siang.

Rusmini berharap Pandemi Covid19 cepat berlalu dan dapat membuat keadaan lebih baik, menurutnya, dia terpaksa terus berjualan karena tidak ada pilihan lain, modal terkadang sulit kembali tapi berhenti berusaha akan memperburuk keadaannya.

Begitu juga permasalahan yang dikeluhkan penjual lainnya, Ruqiyah ( 40 ), pengelola warung nasi di Tanjung Kalian yang kesusahan karena sepinya pengunjung dan omzet menurun jauh, serta kesulitan membayar cicilan bank.

” Sekarang ni paling semalam kadang enam ratus ribu, kadang lima ratus.
Sebelumnya kadang dua jutaan lebih,” cetus Ruqiyah.

Namun keberadaan dapur umum Dinas Sosial ( Dinsos ) Bangka Barat yang didirikan di luar pelabuhan membuat kedua penjual berbeda pandangan.

” Nggak ngaruh la dapur umum, saya bisa memaklumi kan sama – sama susah,” ujar Rosmini

Namun, menurut Ruqiyah malah mengeluhkan adanya dapur umum tersebut.

” Dapur umum itu pengaruh lah karena orang banyak kesana belari makan,” tukasnya.(is)

Leave a Reply