BANGKA BARAT, LASPELA- Pesta Adat Perang Ketupat di daerah Tempilang Kabupaten Bangka Barat yang biasanya dihadiri ratusan orang, kini dihadiri hanya tetua adat dan puluhan orang saja.
Pembatasan peserta dikarenakan pandemi covid-19 yang melanda di hampir seluruh Provinsi di Indonesia termasuk di Bangka Belitung.
Kegiatan puncak perayaan adat ini dilaksanakan pada malam hari pada Rabu 8 April 2020.
Ketua Adat dalam perayaan perang ketupat, Keman mengatakan pihaknya mendapatkan izin melakukan perayaan dari pihak terkait dengan syarat tidak melibatkan banyak peserta. Oleh karenanya kegiatan perang ketupat ini dibatasi kegiatannya.
” Pengasuh – pengasuh taber ngancak diasuh dengan campak, sekarang karena mengingat pengumpulan manusia terlalu banyak, campak tidak diadakan. Terus biasanya ada empat sampai lima tarian dikurangi, cuma Tari Kedidi aja tadi,” ujar Keman usai acara.
Keman menjelaskan, meski pihaknya mendapatkan izin melakukan perayaan perang ketupat, namun untuk kegiatan ruwahan besok harinya ditiadakan.
“Inikan berpotensi mengumpulkan banyak orang, makanya tidak bisa kita laksanakan,” sambungnya.
Pada acara inti, dilanjutkan Keman tetap berdasarkan garis sejarah yang ada, walaupun telah mengalami pemotongan beberpaa rangkaian acara. Sejarah tersebut dilakukan oleh tujuh Panglima Penguasa Bangka dengan tujuh butir ketupat.(is)