SUNGAILIAT, LASPELA — PT Bangka Asindo Agri (PT BAA) siap menerima hasil pantauan dari tim independen terkait pengelolaan limbah pabrik ubi tapiokanya. Saat ini tim independen tersebut susah melakukan pemantauan setiap minggu untuk memberi penilaiannya kepada pihak pemerintah daerah.
Humas PT BAA, Sulaiman mengatakan saat ini air dari limbah dari hasil produksi tepung tapiokanya sudah diatas standar.
“Selasa kemarin sudah ada kunjungan dari dinas lingkungan hidup, secara parameter pH limbah kita sudah tujuh walaupun masih ada yang dibawah itu tapi sedikit,” ungkapnya, Jumat (6/3/2020).
Ia juga tidak menampik kalau masih ada bau yang diakibatkan oleh limbah pabrik tersebut namun hanya bersifat sementara saja.
“Memang masih ada bau tapi hanya sementara dan tidak lama. Pernah ada laporan bau, pas kita ke lokasi ternyata baunya sudah hilang,” tambahnya.
Meskipun begitu pihaknya tetap produksi meskipun hanya dibatasi 100 ton per hari agar limbah yang dihasilkan dapat teratasi secara maksimal sesuai rekomendasi dari pihak pemerintah.
“Kita tetap produksi karena kasian sama masyarakat yang sudah datang kesini untuk menjual ubinya, hanya saja kita batasi sehari 100 ton saja,” terang Sulaiman.
Ia mengklaim bahwa pihaknya sudah bisa menangani masalah bau tersebut dengan cukup baik dimana bau yang dihasilkan oleh PT BAA sudah standar industri.
“Parameternyakan pH, standarnya 6 lebih sedangkan kita sudah 7. Intinya apa yang disarankan oleh tim teknis dari DLH kita jalankan semaksimal mungkin bahkan kita juga tambah digester (kolam penanganan limbah-red) baru,” ungkapnya.
Selain itu pihaknya juga mengklaim bahwa hanya perusahaannya yang sudah menerapkan biogas yang dihasilkan dari limbah produksi.(mah)