Penyakit Kardiovaskuler, Stroke, Gagal Ginjal, Diabetes dan Kanker Duduki Peringkat Teratas Klaim Biaya Rawat Inap BPJS

BANGKA BARAT, LASPELA–  Pada RPJP Tahun 2005-2025 bidang pembangunan sumber daya manusia memiliki visi terwujudnya manusia Indonesia yang sehat cerdas produktif dan berakhlak mulia salah satunya melalui peningkatan kualitas SDM, melalui peningkatan akses dan pemerataan kualitas dan relevansi, serta manajemen pelayanan sosial atau dasar.

Hal tersebut dikatakan Drs Rozali selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Bangka Barat dalam sambutannya pada kegiatan Advokasi Lembaga Pemerintah/Lembaga Daerah (LP/LD) untuk pemberdayaan Gerakan Masyarakat (Germas), Selasa (3/2/2020) di Pasadena Hotel.

” Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat agar terwujud derajad kesehatan yang optimal. Salah satunya melalui perubahan perilaku yang tidak sehat menjadi sebuah pola perilaku hidup bersih dan sehat,” jelas Rozali.

Rozali juga menyebutkan saat ini permasalahan kesehatan yang timbul sebagian besar diakibatkan oleh pola hidup masyarakat yang tidak sehat yang dipengaruhi berbagai hal seperti tingginya konsumsi makanan yang mengandung gula, garam, lemak, minimnya konsumsi buah dan sayur serta semakin berkurangnya aktifitas fisik atau olah raga.

” Data yang dihimpun oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menyatakan bahwa pada enam bulan pertama pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penyakit kardiovaskuler, stroke, gagal ginjal, diabetes dan kanker menduduki peringkat teratas klaim biaya rawat inap di antara penyakit-penyakit katastropik lainnya,” ungkap Rozali.

Permasalahan tersebut dikatakan Rozali menjadi permasalahan kesehatan tidak hanya di tingkat nasional saja, namun menjadi masalah kesehatan di provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan juga Kabupaten.

” Pada data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Prevalensi Obesitas usia >18 tahun cenderung meningkat dalam kurun waktu 9 tahun, data riskesdas tahun 2010 sebesar 11,7 %, tahun 2013 meningkat menjadi 15,4%, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 21,8%,” sebutnya.

Rozali berharap masyarakat Bangka Barat dapat menerapkan pola hidup sehat sehingga dapat berkontribusi pada pembangunan daerah nantinya.

” Usia produktif yang besar dan seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan akan terancam apabila derajat kesehatannya terganggu oleh penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat,” tukasnya.(is)

Leave a Reply