SUNGAILIAT, LASPELA — Warga Kecamatan Bakam mengadu ke DPRD Bangka terkait belum diperbaikinya jalan Sungailiat-Bakam oleh Pemkab Bangka, Senin (24/2/2020).
Tampak hadir Kades Bukit Layang, Kades Mabat, Kades Mangka, serta Camat Bakam dalam rapat dan audiensi bersama komisi III DPRD Bangka. Sementara itu, pihak Pemda sendiri dihadiri oleh plt kepala dinas PU.
Warga sekitar meminta para legislatif untuk bisa mengupayakan agar jalan tersebut bisa diperbaiki secepat mungkin karena sudah banyak warga yang resah.
“Kami kesini minta keseriusan dewan, jangan setengah-setengah membantu kami. Jangan cuma datang lima tahun sekali ke desa kami tapi lihat saat ini, dari dulu sampai sekarang jalan kami tidak juga diperbaiki,” ungkap Kades Bukit Layang, Andri.
Pihaknya juga sudah beberapa kali mengadukan ke dewan saat musrenbang, namun tetap saja tidak ada hasil dan diperbaiki dengan berbagai alasan.
Andri juga mengatakan pihaknya sudah lama menahan diri dan berharap agar ada perhatian lebih dari pemerintah untuk memperbaiki jalan satu-satunya warga untuk menuju ke Sungailiat ataupun ke Bakam.
“Apa perlu kami gunakan spanduk bertuliskan selamat datang di wisata jalan beribu lobang lalu kami sebarkan ke media sosial. Tiap tahun kami berharap dapat diperbaiki tapi ini tahun ke lima belum ada juga,” sebutnya.
Ia mengungkapkan banyaknya kendaraan bermuatan berat yang melintasi jalan tersebut menjadi penyebab utama rusaknya jalan Sungailiat-Bakam.
“Jalan itu rusak banyak faktor, terutama truk bawa TBS sawit dan adanya Kp timah sehingga banyak tronton yang membawa PC (alat berat-red) dimana rata-rata beratnya lebih dari 12 ton, sementara jalan ini hanya untuk delapan ton saja,” jelasnya.
“Kalau begini percuma saja diperbaiki, setahun, dua tahun juga akan kembali rusak,” tambah Andri.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PU Bangka, Haryadi mengatakan perbaikan jalan Sungailiat-Bakam sudah dilakukan sudah sejak tahun 2012 lalu. Namun untuk tahun 2020, pihaknya memang tidak memperbaiki jalan tersebut karena keterbatasan anggaran.
“Jalan ini panjangnya 38,32 kilometer, memang ada beberapa kali kita melakukan peningkatan dan pemeliharaan berkala tiap tahun. Tahun ini kita usulkan daba tapi sampai saat ini belum ada kepastian dapat Daba (Dana Bantuan) atau tidak dari provinsi,” ungkapnya.
Pihaknya juga sejak tahun 2012 lalu meminta untuk dialihkan menjadi jalan provinsi namun hingga kini belum ada tanggapan.
“Kita sudah ajukan untuk mengalih statuskan dari kabupaten ke provinsi tapi harus pelepasan aset dulu dari DPRD, itu juga belum bisa dipastikan provinsi menerima atau tidak,” sebutnya.(mah)