Pemrov Babel Siap Bantu Nelayan Desa Kota Kapur

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – “Saya rasa kalian sudah paham intinya, segala sesuatu bisa diselesaikan yang penting ada kemauan, jujur, semangat, dan jangan ngeluh”.

Motivasi ini ditegaskan oleh Gubernur Kep. Bangka Belitung Erzaldi Rosman, saat melakukan audiensi dengan nelayan Kota Kapur, di Ruang Tanjung Pendam, Kantor Gubernur Bangka Belitung, Jumat (21/02/2020).

Erzaldi Rosman didampingi oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan, Arief Febrianto, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Elfiyena, Kepala Dinas Sosial, Aziz Harahad, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Sunardi.

Sebanyak kurang lebih 46 nelayan yang berasal dari Kota Kapur ini melakukan audiensi didampingi oleh Kepala Desa Kota Kapur, penyuluh, aparatur Pemdes Kota Kapur, Lembaga Partisipasi Pengawas Pemerhati Pelayanan Publik (LP5).

“Dana KUR pinjem seperlunya, ketika uangnya cair, langsung beli kapal, buat koperasi, olah makan laut, jadi semua orang di Kota Kapur akan bekerja, tidak akan sempat memikirkan untuk menikah, soalnya di Kota Kapur masih ada yang melakukan pernikahan anak,” kata Erzaldi.

Ia mengungkapkan bahwa, pemerintah akan membantu melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) secara berkelompok.

“Dua minggu ke depan, daftarkan nama, berikan data diri kepada petugas, nanti petugas akan datang memberikan arahan mengenai langkah-langkahyang harus dilakukan, dan saya ingin nanti tukang yang membuat perahu sudah ada disana, tanggal 2 Maret. Hari Senin kalian standby suami istri, dan proposal akan disiapkan, kalau mau beli mesin buat mesin, kalau mau buat perahu buat perahu, atau bisa untuk keduanya,” ungkapnya.

Ketua Kelompok Nelayan, Japri mengatakan apa yang menjadi keluhan dari 46 nelayan ini, seperti kondisi perahu rusak, mesin tidak layak melaut, bahkan ada yang mengalami karam tiga kali dalam seminggu.

“Ini fakta, terkadang kami ikut membantu memperbaiki mesin kapal, kadang juga meminjam uang ya kami bantu sebesar 350 ribu, beli solar pun kami bantu, kami merasa terpanggil untuk menyampaikan keluh kesah nelayan ditempat kami,” jelas Japri.

Japri menyebutkan bahkan ada kapal yang sebelum melaut dilakukan penambalan kapal dengan menggunakan tanah liat.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Desa Kota Kapur, Makmun, dirinya menceritakan hampir tiap malam melakukan diskusi mengenai keluhan nelayan ini, kondisi perahu yang sudah rusak.

“Hampir tiap malam kita selalu diskusi. Dari dana desa masih banyak yang kita bantu, dari segi infrastruktur jalan desa, kalau hanya fokus nelayan kita bisa. Tapi, belum ada kebijakan kalau lewat dana desa, belum ada desa yang berani menganggarkan. Untuk badan perahu atau mesin, mungkin tidak terakomodir karena terlalu besar anggaran,” tuturnya.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Arief Febrianto, mengatakan bahwa nanti tim dari Pemprov Babel akan turun ke lapangan untuk mencarikan solusi.

Bantuan yang akan diberikan bertahap, nanti akan ada tim yang diturunkan ke Desa Kota Kapur untuk mencari sumber permasalahan. Setelah itu tim akan bangun komunikasi serta sosialisasi dan memberikan tahapan cara untuk menyalurkan bantuan ke masyarakat dalam bentuk usaha pelayanan.

“Nanti akan diberikan info dari DKP, Dinsos, KUMKM dan Disperindag, tahun ini diupayakan menyentuh masyarakat secara langsung, tapi polanya bukan bantuan, kita support usaha, dengan membentuk kantong kiri kantong kanan nelayan, kantong kiri sebagai nelayan dan kantong kanan usaha,” ungkap Arief.

Sementara Elfiyena, selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Babel mengusulkan agar hasil laut yang dibawa juga dapat diolah menjadi produk berbasis ikan oleh istri para nelayan di rumah.

Selain itu, ia menyarankan untuk mengolah pohon nipah sebagai solusi untuk menjadi penghasilan tambahan bagi para nelayan. Apalagi lidi nipah sekarang sudah menjadi bahan yang dibutuhkan dan telah dijual ke luar negeri sebagai barang ekspor. Ia menjelaskan bahwa, sudah ada negara seperti Nepal dan India yang bersedia membelinya.

“Kami dari KUMKM akan melatih,agar masyarakat bisa menciptakan uang, bisa dengan mengolah hasil laut, kami akan mengajar 30 orang pada Maret nanti dan akan kita latih. Untuk mengakomodir ini, bapak coba bikin koperasi, ke depan supaya usaha kita bisa dikelola melalui organisasi. Melalui koperasi untuk kesejahteraan kita sendiri, demi keuntungan bagi bersama,” sebut Elfiyena.

Ia menambahkan, tentunya hal ini akan diawasi agar hasil latihan yang diberikan dapat berkelanjutan untuk masyarakat Desa Kota Kapur

“Saya berharap nanti masyarakat bisa berlomba untuk meningkatkan nilai tambah produk dan itu akan coba dilakukan di Kota Kapur agar bisa menjadi ikon,” tutupnya.rill/(wa)