Presiden Sesalkan Medsos Ajang Saling Hujat

JAKARTA, LASPELA– Presiden Joko Widodo prihatin dengan semakin lunturnya nilai-nilai luhur bangsa. Ia berpesan agar setiap generasi mengestafetkan nilai-nilai positif ke ge­nerasi setelahnya.

Nilai-nilai yang dimaksud Presiden kian luntur ialah mengenai jati diri bangsa, budi pekerti, kesantunan, semangat juang, dan juga keagamaan. “Kita merasa kehilangan. Yang kita estafetkan mesti­nya nilai-nilai, bukan sebuah barang, bukan sebuah kekayaan,” ujarnya saat menghadiri peringatan 90 tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, kemarin.

Ia mencontohkan, bagaimana nilai-nilai mulia itu tak tercermin dalam komentar pengguna media sosial belakangan ini. Presiden sedih, karena pengguna media sosial justru saling menghujat, memaki, dan menegasikan.

“Coba kita lihat bagaimana di media sosial itu saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina, mengolok-olok. Apakah itu nilai-nilai Indonesia? Jawaban saya bukan. Sedih kalau kita baca komentar-komentar saling hujat di situ. Ada nilai-nilai lain yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan menghilangkan karakter, identitas, dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” tegas Jokowi.

Ia pun menginstruksikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar pendidikan etika, budi pekerti, dan sopan santun diberikan porsi lebih dalam kurikulum pendidikan SD dan SMP. Instruksi tersebut kemudian diterjemahkan Mendikbud dengan wacana full day school yang di dalamnya bertujuan menanamkan nilai-nilai positif bangsa.

Media Berdialog 

Sosilog Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menilai wajar keprihatinan Presiden Jokowi terkait dengan maraknya hujatan di media sosial saat ini. “Wajar kalau pemimpin negara seperti itu. Itu (umpatan) memang harus dikritik,’’ ujarnya.

Akan tetapi, lanjut Arie, negara tidak boleh terlalu mengekang kebebasan di media sosial. “Biar publik yang mengatur, mereka harus sadar dan diarahkan. Media sosial harus menjadi media berdialog dan berdebat demi kepentingan peradaban,” tukasnya.

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas juga sependapat, nilai-nilai budi pekerti dan kesantunan kian diabaikan publik terutama di media sosial. “Ini tidak bisa dilepaskan dengan sikap hidup dan pandangan keagamaan dari anak-anak bangsa yang juga sedang bermasalah. Ini sangat merisaukan karena apalah jadinya bangsa dan negara ini seandainya anak-anak bangsa tidak lagi berakhlak dan bermoral,’’ kata Anwar.

Media Indonesia