Gubernur Babel Berikan Masukan Tentang Kajian Potensi Produk Unggulan Babel

Oleh : Wina Destika

JAKARTA, LASPELA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman memberikan masukan tentang kajian potensi produk unggulan dan UMKM Pariwisata Babel dalam acara Focus Group Discusion (FGD) yang digelar oleh Angin Impact di Menara Astra, Rabu, (27/11/2019).

Dari hasil survey lapangan oleh Angin Impact, telah diperoleh hasil sementara yang didiskusikan untuk memperoleh langkah-langkah ke depan dalam rangka pengembangan potensi produk dan UKM kepariwisataan di Babel.

Menurut Erzaldi, masyarakat Babel perlu mendapat bantuan dalam hal strategi dan pemasaran produk serta kolaborasi produk dengan kebijakan pemerintah yang sudah menggaungkan transformasi dari marine teritorism.

“Pariwisata banyak terkait dengan produk-produk UMKM, ekonomi, dan kelestarian alam yang telah membaur. Hal ini harus dikemas, sehingga ketika orang datang berpariwisata ke Babel pertanyaannya tidak lagi what you think, melainkan what you do, what you see dan what you buy,” ujar Erzaldi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, lanjut dia, yaitu perlunya pembuatan paket-paket wisata, pembinaan kepada pelaku-pelaku wisata, dan kolaborasi produksi UMKM dan sektor pariwisata.

“Hal ini harus digali lebih dalam lagi. Bagaimana mengkolaborasikan produk-produk UMKM dan tempat-tempat pariwisata,“ jelas Erzaldi.

Sebagai contoh, diungkapkan Erzaldi, kesiapan dari biro perjalanan wisata dalam merancang dan menawarkan paket wisata dan kuliner.

Produk unggulan Babel seperti lada, madu, kerupuk, lempah kuning perlu, dikaitkan dengan sektor pariwisata dan hasil olahan kehutanannya. “Ini sudah betul arahnya. Lada menjadi unggulan, dan kita kaitkan dengan pariwisatanya. Intinya, disamping lada, juga ada madu, dan kita bisa kaitkan antara madu dengan kehutanan dan pariwisata,” ungkap Erzaldi.

Untuk lada, lebih lanjut dijelaskan Gubernur Erzaldi, akan dikemas secara handmade, sehingga bisa dijual Go International. Sektor kuliner juga harus mendapat perhatian, contoh Lempah kuning atau Gangan di Belitung.

“Sebagai komoditi, ini harus diangkat dan ditambah, dibuatkan kebijakan yang lebih kuat, dan selanjutnya tinggal dibagi fokus berlaku dibagi oleh siapa dan berlaku oleh siapa. Ini juga berlaku bagi produk-produk UMKM lainnya,“ kata Gubernur Erzaldi.

Ia mengajak pelaku-pelaku produk unggulan dan UMKM pariwisata untuk meningkatkan upaya menjual produk-produknya (termasuk pariwisata) ke luar Babel. “Ayo kita kolaborasi untuk menjual produk-produk UKM dan pariwisata ke luar dan mengekspor ke pasar internasional,” ajak Erzaldi.

Ia menginginkan produk – produk unggulan Babel dan pariwisatanya bisa Go Internasional dengan kemasan dan promosi yang menjual. “Untuk ekspor lada boleh memakai IG Babel melalui dua pelabuhan, yaitu Bangka dan Belitung, tidak boleh lagi ekspor dari Surabaya, Jakarta dan Medan. Untuk produk lokal harus sudah berbentuk hilirisasi, termasuk packaging untuk mencegah pencampuran,” tegas Erzaldi.

Strateginya, ditambahkan dia, antara lain membatasi ekspor hanya dari Bangka dan Belitung, petani menjual ke koperasi, dan memasarkan hanya satu pintu melalui Komunitas Pasar Bersama.

Dalam FGD ini, Erzaldi juga meminta Angin Impact selaku pihak yang melakukan penelitian dan survey di Babel, dapat memberikan masukan bagaimana upaya sinergi antara pemasaran secara massif produk-produk UMKM dan pariwisata dengan kemajuan teknologi informasi.

“Hal ini segera dapat dilaksanakan, termasuk penghitungan exit survey melalui udara (pangkal pinang dan tanjung pandan) dan laut (muntok), karena tahun 2021 ada program every week is an event,“ harap Erzaldi, didampingi Arie Primajaya Kepala Badan Penghubung Babel, Tim Dinas Pariwisata Provinsi Babel.

Sementara itu, Direktur Angin Impact, Saskia Tjokro menyebutkan, Babel mempunyai potensi besar dalam pengembangan produk-produk unggulan dan pariwisata. “Ke depan, kami akan memasukkan secara strategis seluruh stakeholders, sehingga tahu permasalahannya,” ungkap Saskia.rill/(wa)