Felicia Hwang, Putri Indonesia Lingkungan 2016 mengaku pernah tak percaya diri semasa remaja. Kala itu, ia merasa malu memiliki tubuh yang menurutnya terlalu tinggi, melebihi teman-teman sebayanya. Namun, tak disangka, tubuh semampai itulah yang menjadi salah satu faktor pendukungnya saat mengikuti kontes kecantikan pemilihan Putri Indonesia.
Ia mengisahkan pengalaman itu di hadapan murid-murid SMA Negeri 2 Depok, Jawa Barat, Sabtu (27/8) lalu. Ia menjadi salah satu pengisi acara bertajuk Aku Putri Indonesia, Aku Kreatif yang digelar Mustika Ratu.
“Saat SMP dan SMA saya sangat tidak percaya diri karena saya paling tinggi di antara teman-teman. Sering kali, kalau lagi berdiri atau berjalan, saya sedikit membungkuk,” tutur perempuan kelahiran Bandar Lampung, 24 tahun silam itu. Namun, lanjutnya, ketika mengikuti kontes kecantikan Putri Indonesia, banyak perubahan yang terjadi padanya.
Salah satunya, ia bisa tampil lebih percaya diri. Tinggi badannya yang 170 cm justru menjadi salah satu modal yang mendukungnya mencapai posisi runner-up pada kompetisi tersebut. Selain itu, berbagai pembekalan dari kegiatan itu mendorongnya tampil percaya diri.
“Saya sebelumnya enggak pernah berani tampil di depan orang, pidato atau memberikan sambutan sekalipun. Di Putri Indonesia banyak yang saya pelajari dan itu memupuk kepercayaan diri saya,” imbuhnya. Ia pun menegaskan, untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki, seseorang tidak boleh segan keluar dari zona nyaman.
“Dulu saya tidak punya pengalaman apa pun di dunia kontes kecantikan. Semua mengalir begitu saja. Sampai akhirnya tersadar bahwa saya memiliki potensi lain yang harus dikembangkan. Keluar dari zona nyaman itu enggak sesulit yang dibayangkan kok,” katanya.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada para murid SMA tersebut agar tidak minder ketika merasa berbeda dari teman-teman. “Tidak apa-apa jika berbeda sedikit asal kalian dapat menggali potensi dan menginspirasi orang-orang sekitar. Berbeda itu sebuah keuntungan. Terus gali dan kembangkan potensi diri, lakukan dengan maksimal,” pesan dara yang akan mewakili Indonesia dalam ajang Miss International 2016 Oktober mendatang itu.
Problem remaja
Felicia menilai, masalah terbesar remaja di Indonesia ialah kurang percaya diri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka. “Banyak remaja merasa masih belum berani untuk mengekspresikan apa yang ada di benak mereka, itu kendala utama. Sekolah juga berperan penting, di lingkungan sekolah anak-anak kurang dilibatkan dalam proses seperti menyalurkan opini atau tampil untuk presentasi,” ujarnya.
Ia pun membandingkan remaja Tanah Air dengan kaum muda di Singapura, negeri yang pernah ditinggalinya selama sembilan tahun. Menurutnya, remaja di negara tetangga tersebut lebih aktif dan percaya diri. Ia menduga hal itu dipengaruhi sistem pendidikan di sana.
“Di Singapura anak-anaknya lebih terbuka dalam diskusi. Dalam setiap pelajaran mereka banyak dilibatkan secara aktif. Misalnya dalam satu sesi saat belajar di kelas mereka tutup buku untuk diskusi, semacam brainstorming berdasar informasi terkini yang mereka baca lewat koran, artikel, atau internet. Setiap murid mempunyai ide yang berbeda-beda,” ungkap gadis yang lulus dengan predikat terbaik di Bradford University Singapura itu.
Ia pun berharap, ke depan kaum muda Indonesia mau menggali potensi diri dan mengembangkannya sehingga tampil lebih percaya diri.
Sumber: MI