Oleh: Andini Dwi Hasanah
TANJUNGPANDAN, LASPELA– Bupati Belitung H Sahani Saleh (Sanem) berencana ingin menyetop mobil Crude Palm Oil (CPO) lantaran tidak adanya perusahaan perkebunan sawit yang ingin berkontribusi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar nabati (PLTBn) Belitung.
“Nanti kita cari perusahaan lain lah, padahal kita berharap dan sebetulnya mereka tidak akan rugi sebetulnya, ini kan untuk daerah.
Kalau seperti ini efeknya bisa-bisa kite nyetop mobil CPO mereka di jalan nanti,” ungkap Sanem, Senin(28/10/2019)
Pria nomor satu di Kabupaten Bekitung ini akan serius melakukan penyetopan terhadap mobil pengangkut CPO di jalan ketika melintas.Dan langsung ingin diarahkannya ke PLTBn Belitung sebagai salah satu pembangkit listrik.
“Kalau model gini kan mereka tidak mensuport energi terbarukan, masalah hargakan kita samakan kemarin itu, tapi kerena mereka mungkin sudah terikat dari quota yang sudah harus mereka kirim tapi ya tidak memikirkan lagi untuk kepentingan daerah, jadi akhirnya kalo macam gini akan kita stopkan mobil tangki mereka, akan kita arahkan nanti ke PLTBn kita,” jelasnya
Rencananya terdapat tiga perusahaan kelapa sawit di Belitung awalnya diajak kerjasama untuk pasokan CPO ke PLTBn. Namun tiga perusahaan ini, sampai sekarang tidak ada yang mau, lantaran harga jual perusahaan ini ngotot dengan harga Rp 6.500 perliter sedangkan anggaran yang disedikan pemerintah daerah di bawah harga tersebut.
“Kalo tidak bisa di ajak kompromi baik-baik mereka lebih memilih konsentrasi bisnisnya untuk quota mereka yang sudah kontrak dan tidak lagi memikirkan kepentingan untuk daerah ini, ini kan bukan untuk pemerintah tapi untuk masyarakat, terus terang aku nanti yang akan turun langsung menyetop mobil tangki mereka,” ucapnya kesal.
Sanem juga mengatakan, CPO yang diminta ini bukan CPO bagus alias kualitas rendah. Peruntukan nya pula, untuk daya listrik alias penerangan masyarakat di Pulau Belitung ini, bukan untuk kepentingan satu atau dua orang.
“Dan mereka tidak ada rugi kan, tetapi mereka tetap mau kasih harga kita segitu juga, kita disamakan harga jual dengan harga jual di pabrik atau nanti kita rampok benar-benar jadi enggak sama sekali, aku si sanggup menyetop ken mobil itu setiap hari, ini tuh untuk listrik Belitung loh, untuk masyarakat kita,” ungkap Sanem dengan nada kesal.(din)