Taman Bunga Matahari, Pesona Wisata Edukasi Kampung Reklamasi

Oleh: Agus Ismunarno
Pemimpin Redaksi LASPELA MEDIA GROUP

“Be bright, sunny and positive.
Spread seeds of happiness.
Rise, shine, and
hold your head high.”

ITULAH filosofi kehidupan yang dipetik oleh Valenshia Maudy, Owner Kedai MOMO tatkala ia riang ria berjingkat-jingkat ‘menyapa’ bunga-bunga Matahari kuning indah yang terhampar di Kampung Reklamasi Aik Jangkang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
.
Bersama Corina A. Negura, Maudy MOMO, sapaan bekennya berkata, “A sunflower field is like a sky with thousand suns.”

Seraya terhanyut dalam keindahan ribuan bunga matahari, senja itu Maudy bersama puluhan wanita dengan lincah mengayunkan smart phonenya, mengabadikan momen langka; dirinya dan bunga matahari. Tidak menunggu lama, foto Maudy MOMO berlatar hamparan Bunga Matahari pun langsung menghiasi Instagramnya maudy.momo bee maudy.

“Amazing. Ternyata hamparan tanah bekas tambang timah di Pulau Bangka bisa menjadi media tanam buat Bunga Matahari. Kampung Reklamasi Air Jangkang ini bisa menjadi wisata edukasi alternatif buat study tour siswa-siswa kita atau destinasi wisata baru bagi wisatawan Babel maupun nasional serta internasional,” puji Maudy MOMO yang aktif di dunia wisata kuliner di ibukota provinsi Babel, Pangkalpinang dengan membuka Kedai MOMO di Jl. Kampung Bintang 31, Dekat SMK Bakti Pangkalpinang.

Maudy MOMO merupakan satu dari ribuan pengunjung yang memberikan apresiasi kepada PT Timah yang telah berhasil “menyulap” lahan eks penambangan timah menjadi taman wisata edukasi dan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.

Selain menikmati Taman Wisata Bunga Matahari, PT Timah menghadirkan mini zoo di Kampung Reklamasi bersama Alobi, komunitas pecinta binatang di Babel dan menjadikan Kampung Reklamasi sebagai Pusat Penangkaran Satwa (PPS).

Kita bisa melihat berbagai satwa dilindungi seerti belasan buaya, siamang, rusa hingga berbagai burung diantaranya burung elang dan kaka tua.

Seni Bernilai Ekonomi

Pepatah bijak berkata, “Berkebun adalah seni yang menggunakan bunga dan tanaman sebagai cat serta tanah dan langit seperti kanvas.”
Manajemen PT Timah yang dinahkodai oleh Direktur Utama Riza Pahlevi Thabrani saat memulai proyek Kampung Reklamasi mengatakan kawasan wisata ini terbilang baru namun sudah banyak dikunjungi wisatawan.

“Kami ingin kawasan eks tambang ini menjadi lahan yang produktif; menjadi taman wisata edukasi bernilai ekonomi dan bisa dinikmati masyarakat sekitar,” kata Riza Pahlevi.
Kawasan Aik Jangkang, kata Riza Pahlevi, merupakan bekas tambang izin usaha pertambangan (IUP) milik PT Timah.
“Luasnya mencapai 31 hektare. Pada tahap awal kita tanami buah-buahan, Pohon Pelawan dan Ketapang, sedangkan di kolong (lubang bekas tambang) kita budaya ikan,” kata Riza.

Lebih lanjut Riza mengatakan alasan penamaan Kampung Reklamasi, “Kenapa dinamakan Kampung Reklamasi karena daerah ini ke depan akan dijadikan tempat tujuan wisata baik wisatawan lokal maupun luar. Konsepnya Wisata Edukasi yang bernilai ekonomis.”

Selain budidaya ikan, kolong bekas tambang dikembangkan sebagai wisata air. Selain berkano dan berwisata air, pengunjung juga bisa melihat habitat hewan langka serta penangkaran.

Hamparan bunga matahari memang menjadi primadona, namun ada pula berbagai tanaman warung hidup dan buah-buahan, seperti sayuran hidroponik, peternakan bioflok ikan lele dan beberapa penelitian tanaman.

Amanah Undang-undang

PT Timah Tbk sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah berkomitmen melakukan reklamasi di lahan-lahan bekas tambang yang digarapnya sebagaimana dokumen AMDAL dan Dokumen Rencana Reklamasi.

Anggi Siahaan, Kepala Bidang Humas PT Timah Tbk, mengatakan reklamasi itu merupakan kewajiban paska tambang yang sudah diatur oleh UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara (Minerba) pasal 96 dan diikat oleh perpu Nomor 78 tahun 2010 Pasal 2 ayat (1) tentang Reklamasi pasca tambang.

“Menariknya, sejak dikeluarkannya Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 dimungkinkan dilakukan reklamasi bentuk lain,’’ kata Anggi.

Kenapa reklamasi sempat berhenti di masa lalu, Anggi mengatakan eksploitasi tambang oleh masyarakat secara ilegal di atas IUP PT Timah yang telah direklamasi menjadikan reklamasi tidak efektif, bahkan rusak kembali.

“PT Timah sebagai BUMN menunjukkan juga kehadiran negara. Pada momen yang tepat, komitmen terus membangun negeri tetap kami tunjukkan. Kami terus berupaya mengelola lahan bekas tambang menjadi lahan produktif, dengan menggandeng stakeholder multipihak,’’ papar Anggi.

Konsep 4 E

Kampung Reklamasi ini berkonsep 4 E; Education, Ecology, Environment, Economy. Dirut Riza Pahlevi dan jajaran direksi sangat intens mendorong reklamasi di Aik Jangkang ini dengan penyediaan sarana/fasilitas, materi sesuai konsep secara bertahap.

“Kebetulan Direktur Utama kami Pak Riza sangat mencintai satwa terutama kearifan lokal. Beliau menggandeng Alobi Babel untuk berkegiatan dalam rangka penyelamatan satwa untuk kemudian dilepas liarkan di habitatnya,” kata Yahya Nugraha, Kepala Proyek Kampoeng Reklamasi TIMAH Air Jangkang.

Yahya mengatakan Kampung Reklamasi diarahkan agar berdampak edukasi dan menjadi percontohan. Selain itu, kata Yahya, Kampung Reklamasi berdampak pada ekologi yakni menata kembali lahan reklamasi sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai.

“Dampak environmental yakni kepedulian/komitmen kepada lingkungan tambang dan sekitar. Sedang dampak ekonomi adalah terjadinya efek domino bahwa lahan eks tambang bisa bernilai ekonomi. Bukan hanya menggunakan metode revegetasi melainkan bentuk bentuk lainnya yang beragam,” kata Yahya yang juga menjabat sebagai Kepala Divisi Sarana dan Administrasi Umum.

Model reklamasi yang diterapkan di Aik Jangkang, kata Yahya, adalah revegatasi tanaman keras, buah buahan, sayuran, biji bijian, agro wisata, wisata air, wisata bunga, kolam wisata, kolam produksi ikan air tawar, bumi perkemahan, PPS Mini Zoo, percontohan PLTS, hidroponik, kolam ikan sistem biofloc, kebun buah, ternak, kearifan lokal, penyelamatan satwa, pembibitan, wahana air (kolong), peternakan sapi potong/perah, kegiatan out bond/out doors dan lain lain.來

PT Timah dalam mengelola Kampung Reklamasi menggandeng semua aspek stake holder untuk ikut mendukung dengan sumbang saran, menjadi wahana pendidikan, kerjasama dengan desa/pemuda sekitar, juga masyarakat Babel pada umumnya

“Kegiatan Kampung Reklamasi ini didukung oleh Dirjend Gakum Rasio Ridho Sani. Selain itu Taman Puti Kayu Palembang juga meyumbangkan beberapa hewannya untuk dirawat di PPS Mini Zoo Kampoeng Reklamasi Timah Air Jangkang. Kebetulan tersedia lahan cukup luas untuk Pelestarian Satwa,” kata Yahya.

Instagramable

Taman Bunga Matahari memang memiliki pesona yang tinggi. “Spot Bunga Matahari merupakan salah satu spot andalan yang instagramable. Ke depan akan dikembangkan dengan tanaman lain seperti bougenville, kaktus, dan perluasan lahan secara bertahap.

Marie Williams mengatakan, “True friends are like bright sunflowers that never fade away even over distance and time.”

Langkah PT Timah itu mengonfirmasi dan mendorong proses Negeri Laskar Pelangi, Negeri Serumpun Sebalai yang sedang bertransformasi secara bertahap dari mining to tourism.

Kampung Reklamasi adalah sebuah bukti bahwa kawasan eks tambang bukanlah kawasan tak berguna. Ketika digarap dengan sikap peduli dan hati, ternyata bisa mencipta Taman Bunga Matahari.
Helen Keler meneguhkan setiap dari kita yang berkehendak baik buat negeri ini, “Keep your face to the sunshine and you cannot see the shadows. It’s what sunflowers do.”

Semoga!