Kemarau Panjang, Ponpes di Babel Alami Krisis Air Bersih

PANGKALPINANG, LASPELA– Kemarau panjang sudah melanda hampir seluruh wilayah Bangka Belitung hingga saat ini, dampaknya sejumlah derah mengalami kekeringan dan krisis air bersih.

Salah satu yang terkena dampak krisis air bersih adalah Pondok Pesanteran (Ponpes) Wahad Tahfidz Hidayatul Qur’an, yang beralamat di Desa Puding Besar, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Untuk beraktifitas, 300 lebih santri-santriwati mengandalkan suplai air bersih dari Dinas Sosial dan PDAM setempat, termasuk dua unit sumor bor milik ponpes.

Namun kebutuhan air yang mencapai 10.000 liter perhari, dengan suplai tidak menentu dari dinas terkait, membuat ponpes ini mengalami krisis air bersih, terutama untuk aktivitas mandi cuci kasus (MCK).

Sementara waduk yang berada tepat di belakang ponpes dan selama ini menjadi sumber utama penyuplai air kedalam ponpes, mengalami kekeringan.

“Minimal 10.000 liter air perhari yang kita butuhkan disini. Inilah masalah besar kita saat ini berhubung waduk yang kita bangun bersama masyarakat dengan panjang 80 meter, lebar 14 meter dan kedalaman 4 meter mengalami kekeringan,” kata Pimpinan Ponpes Mahad Tahfidz Hidayatul Qur’an, KH. Mashuri, L.c, MA, Kamis (22/8/2019).

Jauh hari, kata Mashuri, pihaknya telah membuat lima sumur bor, guna memenuhi kebutuhan air, namun hanya dua yang berfungsi saat ini.

“Walaupun kami telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan air dengan melakukan pengeboran, namun dari beberapa sumur bor yang kita lakukan kurang berhasil, dari lima tetapi yang berfungsi hanya dua,” jelasnya.

Dia menerangkan, sejak berdiri 2013 lalu sudah 340 santri yang mondok di ponpes ini, dan saaat ini sangat bergantung pada bantuan suplai ataupun air bersih untuk beraktivitas.

Menurutnya, tanggapan masyarakat terutama wali santri sangat luar biasa untuk memenuhi kebutuhan air.

“Insyaallah dalam waktu dekat kita akan melakukan pengeboran, namun saat ini belum bisa dilakukan dikarenakan petugas pengeboran sedang sibuk melakukan pekerjaan di tempat lain,” tandasnya.

Prihatian dengan kondisi tersebut, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Babel, menyambangi Ponpes Madah Tahfidz Hidayatul Qur’an, guna memastikan kodisi pelajar baik-baik saja.

“Kita mendapat laporan masyarakat bahwa di sini mengalami kerisis air bersih, untuk itu kota datang menginvestigasi,” kata Ketua KPAD Babel, Sapta Qodria.

Sebagai tindak lanjut kunjungannya, sebut Sapta, dirinya berjanji akan merekomendasikan kepihak terkait, agar persoalan ini dapat diatasi.

“Kita akan bantu rekomendasi kepada pihak perusahaan BUMN di sini melalui dana CSR mereka untuk membuat sumur bor, karena kita lihat ponpes ini cukup maju, dimana tadi kita lihat ada santriwati dari Thailad yang hampir empat tahun disini dan sudah hafal 30 juz Al-Qur’an,” tuturnya.