Ini Lah Gule Kirik Produk Gula Aren Khas Belitung

Oleh: Andini Dwi Hasanah

BELITUNG, LASPELA- Belitung pulau yang mulai terkenal sejak popularnya film Laskar Pelangi ini memang terkenal dengan pantai dengan batuan geranit nya yang indah.

Namun tak hanya pantai dan batuan geranit saja, banyak sekali yang menjadi ciri khas pulau yang sering disebut Belitong ini.

Seperti Gule Kirik atau Gula Merah(Gula Aren) ini berhasil dipertahankan sejak berabad-abad yang lalu, dengan menghasilakn produk gula aren yang masih menggunakan cara yang sangat Tradisional.

Gule kirik sendiri yang berarti satu keping gula aren, yang masyarakat asal Belitung lebih mengenalnya dengan gule kirik.

Gule kirik ini sangat banyak terdapat di pasar-pasar Belitung atau di Galery oleh-oleh khas Belitung, Namun tak banyak orang yang tahu pengelohan gula asli Belitung ini seperti apa.

Pak Hajuno adalah salah satu pembuat gule kirik asli Belitung sejak tahun 1970an yang lalu, di Dusun Parang Buluh, Desa Membalong, Kecamatan Membalong. Yang memakan waktu sekitar satu setengah jam dari Kota Tanjungpandan.

Pembuatannya sendiri masih dipertahankan pak Hajuno sejak bertahun-tahun lalu, tetap menghasilkan gula asli tanpa campuran bahan apa pun. Dan masih menggunakan penggolahan secara tradisional agar gula yang dihasilkan tetap terjaga kwalitasnya.

Dibawah gubuk kayu berukuran kecil inilah pak Hajuno membuat gula aren yang sudah terkenal di pasar-pasar Belitung hingga Belitung Timur ini, dengan tungku dan kayu bakar ini lah gule kirik di masak di atas kuwali besar hingga mengental.

“Gule kirik ini memang sudah saya tekuni sejak saya masih umur 8 tahun lalu dan terus saya jaga sampai sekarang, mulai dari kwalitas air gula, hingga pengolahannya,” Ujar Hajuno saat di temui Laspela, Minggu(21/07/2019).

Bermula dari mengikuti jejak sang ayah, Hajuno menjadi pewaris pembuat gule kirik yang bisa digunakan untuk berbagai olahan masakan hingga minuman.

“Biase pagi-pagi mulai pergi nyadap pohon aren di bukit, naik bukit dulu abis itu dimasukin dalam tabung” Tuturnya

Air sadapan pohon aren dimuat ke dalam sebuah tabung yang terbuat dari potongan bambu. Kegiatan ini bisa dilakukan sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim. Air sadapan pohon aren ini biasa di kenal dengan sebutan Air Legen, dan Air Legen ini bisa langsung di miunum Lohh, dengan rasanya yang manis.

“Kalau tabung sudah penuh saya pulang, dan langsung di masukkan kedalam kuwali besar, tanpa bahan campuran apapun” ungkapnya

Sumber api untuk memasak air tersebut biasanya berasal dari kayu bakar yang diletakkan ke dalam tungku.

Menunggu air legen menjadi kental seperti selai memakan waktu yang cukup lama sekitar sembilan jam, untuk memasuki langkah selanjutnya yaitu mencetaknya menjadi Gule Kirik siap konsumsi.

Cetakan yang digunakan sendiri masih dibuat dari potongan bambu.

Setelah menunggu hingga kurang lebih sembilan jam gule kirik yang kental dimasukkan kedalam gayung kecil yang kemudian sedikit demi sedikit di cetak menjadi gule kirik yang membeku.

Air legen yang di masak hingga sembilan jam itu lah yang disebut dengan gule kirik.

Gule kirik yang membeku siap dikemas, Pak Hajuno mengemas gule kirik menjadi 10 keping atau yang biasa di sebut seturus.

Seturus gule kirik pak Hajuno bandrol dengan harga belasan ribu rupiah, Cukup murah, tak sebanding dengan lelahnya pak Hajuno seharian mengolah air legen tadi.

Nah untuk kalian yang berkunjung ke Belitung jangan lupa untuk mencicipi gule kiri ini, atau membelinya menjadi oleh-oleh yang siap di bawa ke daerah kalian. (din)