Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Kepala Balai Karantina Pertanian kelas II Pangkalpinang, Saifudin Zuhri menyebutkan, di tahun 2018 ekspor karet sebanyak 97 kali, sedangkan pada tahun 2018 84 kali pengiriman.
“Ekspor karet ke negara China dan Pakistan dengan volume ekspor 19.316.800, frekuensi 97 kali dengan nilai ekonomis sekitar 347,7 miliar. Ekspor karet ini mengalami kenaikan 19 persen dibandingkan tahun 2017 dikarenakan tingginya bahan baku oleh negara produsen, China,” kata Saifuddin Zuhri usai pelepasan ekspor lada putih dan lempengan di pabrik PT Fajar Berseri Bangka, Jumat (15/3/2019).
Namun, menurut Saifuddin, disaat permintaan ekspor karet ke luar negeri meningkat dalam tiga tahun terakhir, tetapi harga karet di petani anjlok pada tahun 2018.
“Hal ini berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian kelas II Pangkalpinang yang mana mencatat, ekspor karet Babel tahun 2018 sebesar 19.317 ton, meningkat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 15.604 ton. Dan di tahun 2016 11.329 ton, serta di tahun 2015 hanya 7.620 ton,” ujarnya.
Namun sayangnya, dirinya tidak mengetahui mengapa harga karet justru anjlok, karena balai karantina pertanian hanya mengurusi persoalan kualitas karet dan syarat dari negara tujuan yang harus dipenuhi eksportir.
Sementara itu, Direktur PT Fajar Berseri Erwin menegaskan, terkait persoalan harga menurutnya bukan ditentukan dari banyak tidaknya ekspor, tetapi dipengaruhi pasaran dunia.
“Kalau harga ditentukan pasar dunia, kita lepas 9.000 per kilo, tetapi kan karet ini sudah melalui proses, diolah menjadi karet lempengan,” tutupnya. (Wa)