Tahun 2018, BKP Babel Ekspor Lada ke 14 Negara

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang, untuk data ekspor lada pada tahun 2018 mencatat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah melakukan ekspor lada sebanyak 193 kali ke 14 negara di dunia.

“Adapun 14 negara tujuan ekspor lada Babel ini adalah Singapura, Jerman, Belanda, Perancis, India Vietnam, Taiwan, Jepang, Amerika serikat Arab Saudi dan Oman,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian kelas II Pangkalpinang Saifuddin Zuhri usai pelepasan lada putih di pabrik PT Fajar Berseri Bangka, Jumat (15/3/2019).

Ia menyebutkan, untuk jumlah ekspor ini mengalami fluktuasi dari tiga tahun terakhir, karena adanya persaingan penghasil seperti Vietnam dan Thailand.

“Seperti halnya pada tahun 2018 tercatat sebanyak 2.600.942 kilogram (2.601 ton) frekuensi 193 dengan nilai ekonomis sekitar 157 miliar,” ujarnya

Diakui saifuddin, adapun negara tujuan ekspor lada terbesar yakni Vietnam, padahal, negara inipun merupakan negara penghasil lada, dengan total ekspor ke Vietnam 891 ton sebanyak 51 kali dengan nilai Rp53,4 miliar.

“Setelah itu disusul negara Jerman, dengan total 677 ton, sebanyak 44 kali dengan nilai rupiah Rp40,5 miliar, sementara ekspor lada ke Korea Selatan, Pakistan, Amerika Serikat, Saudi Arabia, dan Oman, masing-masing satu kali pengiriman dengan volume dibawah satu ton,” ungkapnya.

Selain itu juga, saifuddin menyampaikan pada bulan Februari 8 kali pengiriman ke tujuh negara, yakni Jepang, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Prancis, Taiwan dan Vietnam dengan total 1.548 ton.

“Sedangkan untuk di bulan Januari lada diekspor ke sembilan negara, rata-rata frekuensi satu hingga tiga kali, dengan jumlah 154 ton, 14 kali pengiriman senilai Rp9.242.010.000,” tuturnya.

Untuk itu, Saifuddin menambahkan, dimana dirinya sangat berharap, pada tahun ini semakin banyak lada Babel yang diekspor ke berbagai negara di dunia. “Namun, lada ini sebelum diekspor telah memenuhi berbagai kriteria dan persyaratan, termasuk Phytosanitay Certificate (SPS) atau sertifikat kesehatan,” tutupnya. (Wa)