1 PSK Positif HIV dan 3 Sipilis di Basel, DKPPKB Basel Imbaukan ini

Oleh : Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencatat satu pekerja seks komersial (PSK) positif mengidap penyakit Virus imunodifisiensi manusia atau yang lebih dikenal HIV.

Hasil ini merupakan pemeriksaan petugas dari DKPPKB di empat titik lokalisasi berbeda yang ada di Bangka Selatan. Saat melakukan kegiatan Mobile Infeksi Menular Seksual (IMS) pada empat titik tadi sejak 25-27 Februari kemarin dengan jumlah 80 PSK yang diberikan skrining HIV.

Kepala DKPPKB Basel Supriyadi mengatakan, ada satu PSK yang positif HIV. Ini diketahui setelah dilakukan Rapid Test, tes cepat, langsung diketahui hasilnya. Satu orang itu pertama kali dilakukan tes ternyata positif, takutnya tidak akurat, dilakukan lagi sampai tiga kali, hasilnya tetap positif.

“DKPPKB akan segera menindaklanjuti kasus tersebut dengan berkoordinasi melalui Puskesmas sehingga nantinya, perempuan yang telah terjangkit penyakit tersebut dapat diberikan pembinaan, edukasi serta pengobatan,” kata Supriyadi, Kamis (28/2).

Dikatakannya, yang terkena penyakit tersebut akan kita data by name by address. Jadi nanti puskesmas yang akan memanggilnya, dibina, di edukasi, dibentuk imunitas kekebalan tubuh dan akan diberikan biaya pengobatan secara gratis.

Lebih lanjut, ia menuturkan ini bisa dirujuk ke RSUD Bangka Tengah, atau RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.

“Tentu, kalau sudah positif, sepertinya akan diberhentikan oleh mucikari nya. Yang susahnya kita mendata mereka yang freelance itu,” ujarnya seraya menambahkan tim juga mendata 3 PSK lainnya positif terjangkit penyakit raja singa (Sipilis).

Ia mengimbau bagi mereka yang hobi agar selalu berhati-hati, tetap menjaga kesehatan serta bilamana merasa tubuh tidak enak segera memeriksanya ke dokter.

“Saya mengingatkan jangan lupa gunakan alat pengaman kontrasepsi sebelum berhubungan. Pada PSK nya juga diharapkan selalu cek kesehatan, jangan gunakan anti biotik sembarangan, enaknya konsultasi sama dokter, karena ada kuman yang baik untuk tubuh,” imbaunya.

Lebih lanjut, idealnya giat mobile IMS ini tiga bulan sekali, karena keterbatasan anggaran, jadi 1 kali setahun. Ditambah kayaknya dari provinsi 1 kali,” sebutnya.