Oleh : Wina Destika
BUKIT LAYANG, LASPELA – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bangka Belitung, Fery Insani mengatakan bahwa kegiatan reklamasi lahan kritis ini merupakan pilot project yang direkomendasikan oleh BGR dimana pengelolaan lahannya melibatkan masyarakat Desa Bukit Layang melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Luas lahan ini yakni 18,5 Hektar dengan rekomendasi pengelolaannya oleh BGR. Dan Alhamdulillah sudah berjalan satu tahun ini dengan kerjasama yang juga melibatkan PT. Timah, untuk itu kita harapkan dapat membantu terkait pemberdayaan yang mungkin bisa menggunakan dana CSR,” kata Fery dalam sambutannya saat menghadiri kegiatan penyerahan 17 hektar lahan reklamasi di Bukit Layang, Kabupaten Bangka kepada PT Timah Tbk, Rabu (20/2/2019).
Fery menyampaikan, untuk perbaikan tersebut dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengandeng PT Timah Tbk menjalin kerjasama dengan Pemerintah Jerman dalam hal ini yakni Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe (BGR) untuk mereklamasi lahan kritis bekas penambangan timah di daerah tersebut.
“Lahan kritis tersebut yang diolah menjadi lahan pertanian yang ditanam berbagai jenis tanaman seperti jagung, tomat, cabai, Terong, Pisang, Mangga, Dan lain lain,” ujarnya.
Ia menyebutkan selama tiga tahun lahan reklamasi ini akan dikelola oleh BUMDes, dan Pemprov Babel punya kewenangan untuk hal ini. “Karena ini merupakan tugas dari Kabupaten/Kota bukan Provinsi, kita sifatnya melakukan pendampingan soal aset yang mana nantinya akan disepakati oleh Pemerintah Jerman kepada Kementrian ESDM dan BUMDes,” terangnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Perekonomian Dawami mewakili Bupati Bangka menyampaikan rasa syukur melalui kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman ini ada lahan yang bisa dikelola oleh masyarakat dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
“Terima kasih kepada pihak Kedutaan Besar Jerman, BGR, Pemprov Babel dan PT Timah Tbk yang mewujudkan pengelolaan lahan kritis bekas penambangan timah menjadi lahan yang bermanfaat untuk masyarakat dan ini dapat menjadi contoh semoga lahan lainnya yang kritis dapat dikelola dengan baik secara bertahap,” ungkapnya.
Ia menambahkan untuk masyarakat sekitar terutama kepada Sekdes dan BUMDes diharapkan ini bisa berkelanjutan seperti apa teknisnya nanti.
“Yang terpenting proyek ini bisa berkelanjutan untuk masa depan masyarakat sekitar walaupun dikelilingi dengan perkebunan sawit, tapi lahan ini perlu ditingkatkan kapasitasnya,” tutup Dawami. (Wa)