Oleh : Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Adanya informasi terkait dugaan pungutan liar (pungli) di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri 3 Toboali, pada Kamis (19/7) kemarin, yang dilakukan oleh komite SMP N 3 Toboali menuai polemik dikalangan masyarakat setempat.
Menanggapi kabar miring tersebut, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Bangka Selatan (Basel), Edy Supriyadi memanggil kepala sekolah (kepsek) SMP 3 Toboali, Siti Khalimi dan ketua komite SMP 3 Toboali, Yusuf ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Bangka Selatan (Basel) untuk segera mengklarifikasi dugaan pungli tersebut.
Dan hasil pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Bangka Selatan (Basel) Edy Supriyadi, kepsek SMP N 3 Toboali, Siti Khalimi dan ketua Komite SMP N 3 Toboali, Yusuf membantah tudingan adanya dugaan pungli di lingkungan sekolah tersebut yang dituduhkan oleh salah satu wali murid.
Dikatakan Edy, informasi itu tidak benar bahwa ada pungli di SMP 3 Toboali, itu bukan pungutan yang wajib yang harus ditunaikan para wali murid, tapi sifatnya sukarela saja dan tidak dibebankan harus menyumbang berapa angkanya.
“Setelah saya dapat informasi dari ketua komite dan kepala sekolah SMP 3 Toboali ternyata tidak ada pungli di sekolah tersebut, itu semata-mata inisiatif para komite dan orang tua murid yang ingin menyumbangkan baik secara materi, moril, pikiran dan tenaga terhadap kemajuan SMP n 3 Toboali,” kata Edy yang juga didampingi kabid SMP, Andri, ketua Komite, Yusuf dan Kepsek SMP N 3 Toboali Siti Khalimi, Jumat (20/7) di ruang kerjanya.
Bahkan menurut Edy, sebaliknya ini merupakan hal yang patut diapresiasi, karena wali murid dan komite berniat untuk membangun pagar samping dan belakang sekolah demi memikirkan kepentingan dan kepedulian anak-anaknya yang menggali ilmu di SMP 3 N Toboali, dan ini demi kebaikan murid dan lingkungan sekolah agar terjaga dari pengaruh negatif dari luar yang masuk ke lingkungan sekolah.
“Dan hal ini saya pikir suatu tindakan positif, karena kepedulian orang tua murid dalam rasa memiliki dan kebanggaan terhadap pengembangan sekolah lebih baik lagi, karena tidak semua anggaran di dinas bisa memenuhi segala kebutuhan sekolah, dan dengan adanya swakelola dari wali murid ini merupakan suatu tindakan yang berharga bagi kami, disini bukan nilainya tetapi rasa kebersamaan dan gotong royongnya,” ungkap Edy.
Dan Edy menegaskan, kepada komite sekolah inisiatif sumbangan ini jangan ada unsur paksaan apapun terhadap wali murid apalagi dibebankan menyumbang dan jangan ada target sumbangan yang harus terkumpul, berapa pun nilainya tetap diterima karena ini sukarela dan tidak mengikat.
“Saya kasi catatan kepada pihak komite sekolah, sumbangan ini jangan ada paksan dan jangan pula diingatkan kepada wali murid, berapa pun nilainya diterima, dan apabila sumbangan terkumpul maka itulah yang digunakan pembangunan pagarnya dan dimanfaatkan sebatas itu, kalau ada paksan maka akan kita stop itu,” tegas Edy.