JAKARTA, LASPELA– Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani, menghimbau seluruh pengusaha yang berkecimpung di berbagi industri, agar tidak mengambil keuntungan terlalu tinggi saat puasa dan Lebaran. Hal ini disampaikan Rosan saat mengunjungi pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2010).
“Namanya juga pengusaha, untung itu sesuatu yang wajar. Tapi kita tidak ingin mengambil keuntungan dari demand yang tinggi. Saat bulan suci ini, kita juga coba cari pahala yang besar dan membuat usaha kita semakin lebih baik dan berkembang serta berikan azas manfaat,” katanya.
Menurutnya, gejolak harga yang terjadi di berbagai daerah terjadi akibat tren di Jakarta. Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, dijadikan patokan harga pangan di berbagai daerah sehingga apabila terjadi kenaikan di Jakarta maka di daerah lain juga akan mengikuti tren tersebut.
“Jakarta sering jadi barometer harga pangan di seluruh lokasi di Indonesia. Jadi kalau di Jakarta harga ramai turun, harganya ikut turun, harga naik ikut naik. Walaupun tidak selalu seperti itu. Karena Kadin juga lihat dari seluruh provinsi,” imbuh Rosan.
Agar tidak terjadi gejolak harga yang terus berulang setiap tahunnya saat puasa dan Lebaran, pihaknya menghimbau agar pemerintah perlu membuat rencana yang jelas tentang kebutuhan pangan setiap daerahnya. Sehingga harga akan berbagai komoditas pangan di setiap daerah dapat terkontrol dengan baik.
“Kita harus pakai planning yang tidak bisa adhoc atau sesaat. Kita harus punya planning pendek, menengah, dan panjang serta skala prioritas. Sehingga semuanya bisa berjalan sesuai harapan,” ujar Rosan.
Berbagai usaha impor daging sapi yang dilakukan pemerintah juga tidak memberikan efek cukup signifikan terhadap penurunan harga di pasar. Kebijakan impor dinilai sebagai usaha jangka pendek saja untuk menyediakan pangan murah saat puasa dan Lebaran. Pekerjaan rumah pemerintah adalah memastikan distribusi berbagai bahan pangan aman dan juga diiringi regulasi kuat.
“Dibukanya impor besar itu sesaat, karena tidak hanya jalur impornya saja, tapi distribusi, supply chain, sistem regulasi itu yang harus dilihat menyeluruh. Sehingga dengan itu, apa yang diinginkan pemerintah dalam stabilkan harga akan tercapai,” tutup Rosan.
Sumber: detik