Koperasi Lada Babel MoU dengan PT.MTN Thailand Dalam Pasarkan Lada Putih Ke Luar Negeri

*Magrizan : Setiap Bulan 45 Ton Lada Putih Di Ekspor Ke Thailand

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Koperasi Lada Bangka Belitung bersama dengan PT.MTN Bersatu Sukses asal Thailand melakukan penandatanganan Memorandum of understanding (MoU) ekspor Lada Putih Bangka “Superior quality”, Selasa (24/4/2018).

“MoU ini kita lakukan untuk mengambil langkah strategis dalam meningkatkan nilai ekonomis harga lada dalam upaya menunjang perekonomian masyarakat petani lada dalam Peringatan Harkonas 2018, dimana dalam MoU ekspor lada putih Bangka “Superior quality ini merupakan kesepakatan penjualan Lada Putih Babel antara Koperasi Lada Babel dengan PT.MTN Bersatu Sukses,” kata Ketua Koperasi Lada Babel Magrizan, Selasan (24/4/2018).

Magrizan menyampaikan bahwa Koperasi mampu menandatangani kontrak kerjasama ekspor untuk menampung Lada yang memiliki kualitas “Superior Quality” atau kualitas terbaik yang di produksi para petani Bangka Belitung.

“Kesepakatan telah kita tandatangani, ini semua bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat petani kita,” ujarnya.

Ia menyebutkan, sebanyak 45 ton / bulan, kesepakatan dengan Koperasi akan di ekspor ke Thailand dan terus akan bertambah apabila petani kita dapat mempertahankan kualitas produk.

“kita akan memberikan yang terbaik. yang kita tawarkan disini kepada pembeli adalah Lada dengan kualitas Superior artinya kalo kita ambil kemurniannya dan berarti itu tidak seperti yang sudah terjadi selama ini lada kita di mix atau dicampur oleh lada dari negara lain. Jadi untuk koperasi lada babel sendiri menjamin kualitas yang terbaik atau Superior quality dan harga pun akan membaik,” jelasnya.

Magrizan menyebutkan bahwa pihaknya sangat yakin dan mampu untuk bisa memenuhi permintaan dari PT.MTN Bersatu Sukses untuk mengekspor Lada Putih ini sebanyak 45 ton /bulan.

“Yang membuat kita saat ini saya yakin karena anggota-anggota kita dari para petani sendiri, namun dengan harga yang tidak menguntungkan petani saat ini banyak kendala, dimana petani yang masih menahan ladanya di rumah dan kita dapat informasi itu, untuk itu kita akan memberikan harga terbaik, sehingga diharapkan para petani ini mau mengumpulkan ladanya di koperasi,” ungkapnya.

“Dan kami pun sebagai ketua koperasi menghimbau kepada petani-petani lain masuk sebagai anggota koperasi,” tambahnya.

Ia mengatakan, dengan dijualnya produk lada kualitas superior ini diharapkan bisa mendidik petani dalam hal merubah cara pengelolaan lada tersebut, sehingga bisa menghasilkan lada kualitas yang terbaik.

“Untuk memasarkan lada kualitas superior ini, kami sudah menandatangani kontrak penjualan dengan PT MTN Bersatu Sukses selama satu tahun dengan jumlah setiap bulannya 45 ton,” terangnya.

Selain itu, kerja sama ekspor lada tersebut juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani lada di Bangka Belitung.

“Rencananya setiap bulan kami akan ekspor 45 ton, jadi dalam kurun waktu satu tahun sekitar 535 ton lada. Jika kami bisa menjaga kualitasnya maka ke depan jumlah yang diekspor akan lebih banyak lagi,” paparnya.

Dengan adanya kontrak penjualan tersebut, lanjut Magrizan pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap kualitas produk apakah sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan pihak pembeli.

“Kalau memang kualitas lada kita ini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan, mereka berjanji akan menambah kuantitas pembeliannya,” imbuhnya.

lebih lanjut, Ia mengatakan untuk menyukseskan Resi Gudang program unggulan Pemerintah Provinsi dalam membantu petani terus dilakukan sosialisasi agar dapat memberikan pemahaman dan pemanfaatan kepada para petani.

“Tidak ada program pemerintah, yang ingin rakyatnya susah, diakui sosialisasi belum menghasilkan hasil yang maksimal,” jelasnya.

Ia menambahkan, merubah pola pemikiran kepada masarakat, masalah kepercayan masih menjadi kendala yang dihadapi, padahal apabila Resi Gudang dilakukan akan memberikan jaminan keamanan kepada petani akan tetapi pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyukseskan program baru ini.

“Akan tetapi tidak semuanya, menggunakan sistem ijon sudah puluhan tahun, mungkin karena masalah ekonomi, oleh karena itu program ini menjadi solusi sebagai jaminan petani,” tutupnya. (Wa)