Cegah Bullying dari Rumah, Mahasiswa Doktor PAI UMM Rokayah Gelar PKM Bersama DPD Al Hidayah Pangkalpinang dan Ketua TP PKK

Avatar photo
Kegiatan bertema “Lisan Ibu, Luka Anak: Mencegah Bullying dari Rumah dalam Cahaya Islam” digelar Sabtu (27/12/2025) di Masjid Nurul Iman, Kelurahan Bacang, Pangkalpinang

PANGKALPINANG, LASPELA — Isu perundungan dalam lingkup keluarga menjadi sorotan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Mahasiswa Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rokayah, S.E., M.Pd, yang berkolaborasi dengan DPD Pengajian Al Hidayah Kota Pangkalpinang.

Kegiatan bertema “Lisan Ibu, Luka Anak: Mencegah Bullying dari Rumah dalam Cahaya Islam” ini digelar pada Sabtu (27/12/2025) di Masjid Nurul Iman, Kelurahan Bacang, Pangkalpinang.

Kegiatan tersebut menghadirkan Dra. Hj. Siti Hapsoh sebagai mubaligho, Ketua DPD Pengajian Al Hidayah Kota Pangkalpinang Hj. Sri Asmawaty Yusuf, serta dihadiri Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang, Susanti Saparudin.

Dalam sambutannya, Ketua DPD Pengajian Al Hidayah Kota Pangkalpinang, Hj. Sri Asmawaty Yusuf, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang yang turut memberikan dukungan terhadap kegiatan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa pengajian bulanan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dan mempererat rasa kekeluargaan antaranggota, tetapi juga sarana menimba ilmu keagamaan. Selain itu, kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari program PKM yang dijalankan Rokayah dalam rangka penyelesaian studi doktoralnya di UMM.

Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang, Susanti Saparudin, berharap materi yang disampaikan dapat memberikan manfaat nyata bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Ia mengajak para jamaah untuk menyimak materi dengan sungguh-sungguh agar dapat mengambil hikmah dan ilmu yang disampaikan.

Sementara itu, dalam paparannya di hadapan sekitar seratus ibu-ibu jamaah pengajian, Rokayah mengupas persoalan bullying atau perundungan yang kerap terjadi dalam lingkungan rumah tangga, khususnya yang bersumber dari komunikasi verbal orang tua kepada anak.

Ia menekankan pentingnya peran ibu dalam menjaga lisan, terutama saat berkomunikasi dengan anggota keluarga. Menurutnya, kata-kata yang diucapkan orang tua, baik kepada suami maupun anak, memiliki dampak psikologis yang besar.

“Saya sudah melakukan semacam kuesioner, hasilnya 80% dari ibu-ibu di Pangkalpinang ini tanpa ia sadari berkata-kata yang telah menyakiti hati atau perasaan anaknya,” ungkap Rokayah.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahaya dari kekerasan verbal yang tidak terkontrol. Rokayah mencontohkan sebuah kasus yang baru-baru ini terjadi di Medan, di mana seorang anak tega membunuh ibunya karena tidak tahan melihat sang ibu kerap memarahi ayahnya.

Founder Khoiru Ummah Bangka Belitung itu juga menegaskan bahwa bullying tidak hanya terjadi di media sosial, sekolah, atau lingkungan luar rumah, tetapi sering kali justru bermula dari dalam keluarga tanpa disadari oleh orang tua.

“Bullying paling awal sering terjadi bukan di sekolah tapi di rumah. Kadang tanpa sadar, melalui ucapan yang merendahkan, gertakan, membanding-bandingjan dengan anak lain dan julukan yang dianggap bercanda, padahal lisan orang tua bisa menjadi doa tapi juga bisa menjadi luka,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, Rokayah berharap para ibu semakin menyadari pentingnya membangun komunikasi yang sehat, penuh empati, dan bernilai islami dalam keluarga.

“Ini sebagai langkah awal mencegah perundungan sejak dari rumah,” tukasnya. (*/rel)

Leave a Reply