SUNGAILIAT, LASPELA — Bupati Bangka, Fery Insani menyatakan akan memanggil pihak-pihak terkait menyusul insiden dugaan pemukulan yang terjadi di Asrama Ikatan Pelajar Mahasiswa Bangka (ISBA) Yogyakarta.
Fery mengaku telah menerima informasi awal terkait kejadian tersebut. Namun demikian, ia menegaskan belum dapat mengambil sikap sebelum memperoleh keterangan yang utuh dan jelas dari seluruh pihak.
“Saya dengar kabarnya tadi malam sampai sekitar jam 12. Direkam (kejadiannya) oleh anak-anak di asrama, dan di dalam rekaman itu juga terlihat ada aparat kepolisian,” kata Fery, Jumat (19/12/2025).
Ia menyayangkan terjadinya insiden tersebut, namun menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengambil keputusan.
Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa langsung berkomentar tanpa mendengar penjelasan secara langsung dari pihak-pihak yang terlibat.
“Nanti kita terima dulu informasi yang utuh, nanti kita sikapi seperti apa. Kami tidak bisa komentar, tapi sangat disayangkan kenapa bisa terjadi insiden.Ya bapak belum denger langsung, benar gak ada pemukulan, karena saya juga sensitif ambil kebijakan,” ujarnya.
Fery juga menyebut dirinya merupakan alumni ISBA Yogyakarta dan pernah tinggal di asrama tersebut, sehingga berharap semua pihak dapat menahan diri dan menyelesaikan persoalan secara bijak.
“Nanti kita tunggu jawaban lengkap, baru kita ambil sikap. Kita akan panggil semua pihak, termasuk orang tua anak itu,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat, insiden tersebut diduga melibatkan Ketua Asrama ISBA, Dhaifu dengan dua oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bangka. Kejadian disebut berlangsung di kamar LD.12 Asrama ISBA Bangka sekitar pukul 18.40 WIB.
Peristiwa itu bermula saat korban bersama dua rekannya sedang berbincang santai di dalam kamar.
Dua orang Satpol PP tiba-tiba masuk ke kamar tanpa permisi dengan mengenakan atribut lengkap dan dalam kondisi emosi.
Mereka disebut menanyakan asal daerah korban dan teman-temannya, lalu menyampaikan akan melakukan inspeksi tanpa koordinasi dengan penghuni asrama.
Ketegangan terjadi saat korban mempertanyakan maksud inspeksi tersebut.
Salah satu oknum Satpol PP kemudian diduga bersikap arogan, menyuruh salah satu mahasiswa keluar, menutup pintu kamar, dan melakukan tindakan fisik berupa dorongan, tamparan, serta cekikan terhadap korban.
Usai kejadian, korban dilaporkan langsung menuju Polsek Gondomanan untuk membuat laporan. Saat pihak kepolisian tiba di lokasi, dilakukan mediasi antara korban dan terduga pelaku.
Dalam mediasi tersebut, pelaku disebut telah meminta maaf dan mengakui perbuatannya salah, meski penjelasan kronologi dinilai berbeda dengan pengakuan korban. (mah)







Leave a Reply