PANGKALPINANG, LASPELA – Krisis bahan bakar minyak (BBM) kembali menghantam warga Pangkalpinang. Sudah beberapa hari terakhir pasokan BBM di sejumlah SPBU tak menentu, membuat masyarakat harus mengantre panjang tanpa kepastian. Sementara itu, BBM eceran di tingkat pengecer justru meroket dan habis hanya dalam hitungan menit.
Pantauan di lapangan, warga rela berdiri berjam-jam di SPBU hanya untuk mendapatkan Pertalite maupun Pertamax yang kadang tidak tersedia. Di tengah kelangkaan itu, harga eceran melejit: dari Rp12 ribu per liter kini menembus Rp15–20 ribu, tergantung lokasi.
“Kita ini butuh BBM buat kerja, bukan buat koleksi. SPBU ngantrenya parah, eceran mahal kadang juga nggak ada. Apa kita harus dorong motor tiap hari?” keluh Randi, warga Air Itam yang saat ditemui tengah mencari BBM dari satu kios ke kios lainnya.
Di beberapa titik, begitu jeriken eceran dibuka atau pom mini dihidupkan lampunya, warga langsung menyerbu. Tak sampai 10 menit, stok habis, menyisakan kekecewaan. Para pedagang eceran sendiri mengaku bukan ingin menaikkan harga, tetapi minimnya pasokan membuat mereka tak punya pilihan.
“Kami juga bingung. Barang sedikit, banyak yang cari. Kalau telat lima menit saja, sudah habis. Ini bukan normal lagi,” ujar salah satu pedagang di Jalan Depati Hamzah.
Yang membuat warga semakin geram adalah minimnya penjelasan resmi dari Pertamina. Hingga kini, publik tidak mendapatkan kepastian apa penyebab kelangkaan dan sampai kapan situasi ini berlangsung. Warga hanya diminta “memaklumi kondisi distribusi dan jangan panik.”
Kelangkaan ini bukan lagi sekadar ketidaknyamanan. Aktivitas warga terhenti, transportasi tersendat, dan biaya harian membengkak. Masyarakat berharap pemerintah daerah dan Pertamina segera turun tangan, memberi penjelasan jelas dan solusi nyata.
“Kira-kira sampai kapan seperti ini, tidak ada kejelasan. Pejabat cuma bilang sudah menghubungi Pertamina, minta maaf dan minta jangan panik. Kami butuh BBM untuk aktivitas sehari-hari,” pungkasnya. (rul)







Leave a Reply