Mimpi Besar Pendekar Muda dari Belinyu

* Tisya Anastasya

Avatar photo
Tisya Anastasya. (foto; ist)

SUNGAILIAT, LASPELA — Di balik wajah lembut dan senyum ramahnya, siapa sangka tersimpan tekad baja seorang gadis muda yang tengah berjuang menapaki jalan panjang menuju impian besarnya.

Namanya Tisya Anastasya, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel), jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR). Ia dikenal sebagai salah satu atlet bela diri muda berbakat yang sedang bersinar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Lahir di Belinyu, 23 Februari 2006, Tisya mulai mencintai dunia bela diri sejak duduk di bangku SMP, di usia sekitar 12 tahun. Dari sekadar rasa penasaran, ketertarikannya berkembang menjadi cinta yang membawa langkah kecilnya menuju dunia prestasi.

Ia kemudian bergabung dengan Perguruan Lebah Sakti, tempat di mana semangat juang, kedisiplinan, dan mental baja ditempa setiap hari.

“Hobi bela diri dari kecil emang sudah suka. Tapi tantangannya itu pas latihan program fisik,” katanya.

Dari Lapangan Latihan ke Panggung Prestasi

Perjalanan Tisya bukan kisah instan. Di balik setiap medali emas dan piala kemenangan, tersimpan ratusan jam latihan, peluh, dan pengorbanan waktu. Kini, namanya tak lagi asing di berbagai ajang kejuaraan. Deretan prestasi tingkat kabupaten, provinsi, bahkan internasional, menjadi bukti nyata dedikasinya.

Namun, Tisya tetap rendah hati. Ia tahu di balik semua pencapaiannya, ada sosok yang selalu memberi inspirasi dan motivasi — Wewey Wita, atlet pencak silat nasional yang menjadi idolanya sejak lama.

Baca Juga  Ini Arahan Markus untuk Pemuda di Bangka Barat

“Aku kagum sama Wewey Wita, tendangannya itu lho,” ujarnya kagum.

Bagi Tisya, idola bukan sekadar panutan, tapi juga cerminan tekad untuk terus berjuang. Ia menyadari, perjalanan menuju panggung nasional tidak mudah. Latihan fisik yang berat, jadwal kuliah yang padat, dan terbatasnya dukungan fasilitas menjadi tantangan tersendiri.

Namun, dukungan orang tua dan semangat dari keluarga besar Perguruan Lebah Sakti membuatnya terus melangkah. Tisya tak patah semangat ketika dukungan pemerintah maupun organisasi lainnya masih sangat minim, ia tetap menunjukkan tekad dan semangat yang tinggi, melangkah mandiri didukung Perguruan Lebah Sakti, ia memupuk keberanian untuk bisa menunjukkan bahwa mampu meraih keberhasilan.

“Harapan aku, semoga ke depannya para atlet-atlet di Bangka Belitung bisa lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah maupun KONI,” harapnya.

Langkah Menuju Mimpi Besar

Kini, gadis asal Belinyu itu menatap masa depan dengan tekad bulat: menjadi atlet Pelatnas dan membawa nama Bangka Belitung ke kancah dunia.

“Kalau cita-citanya ingin menjadi atlet (pencak silat) Pelatnas,” ucapnya mantap.

Baca Juga  Ratusan Warga Geruduk Kantor Bupati Bangka Barat

Mimpi besar itu tidak sekadar angan. Melihat rekam jejak prestasinya, banyak yang yakin bahwa jalan menuju Pelatnas bukan hal mustahil bagi Tisya. Semangat, disiplin, dan kerja kerasnya sudah teruji di berbagai arena.

Jika doa, usaha, dan dukungan terus seiring berjalan, bukan mustahil suatu hari nanti nama Tisya Anastasya akan bergema di podium internasional, membawa bendera Merah Putih berkibar tinggi — bukti bahwa dari tanah Belinyu, lahir seorang pendekar sejati.

Dari gelanggang silat kecil di Belinyu hingga mimpi besar di Pelatnas, Tisya membuktikan bahwa kekuatan sejati bukan hanya dari otot dan teknik, tapi dari tekad, keberanian, dan cinta pada tanah kelahiran. (mah)

Jejak Prestasi Tisya Anastasya

1.Emas Popda Kabupaten Tahun 2020
2.Emas Popda Provinsi Tahun 2020
3.Emas Bupati Cup Tahun 2020
4.Emas Bupati Cup Tahun 2021
5.Emas Popda Kabupaten Tahun 2022
6.Emas Popda Provinsi Tahun 2022
7.Emas Kejurprov Babel Tahun 2022
8.Perak Internasional Indonesia open Tahun 2022
9.Emas Kejurprov Babel Tahun 2023
10.Emas Porprov Babel Tahun 2023
11.Emas Bangka Belitung championship Tahun 2025
12.Emas Internasional Indonesia open Tahun 2025
13.Perunggu PON BELADIRI kudus 2025

Leave a Reply