Harga Timah Belum Beranjak Harapan Kenaikan Masih Menggantung

Avatar photo
Aktivitas tambang timah di perairan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. (Foto: ist)

MENTOK, LASPELA — Ribuan penambang timah di Pulau Bangka sempat menggelar aksi demonstrasi pada 6 Oktober 2025 di Kantor PT Timah Tbk, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam aksi itu, massa mendesak perusahaan untuk menaikkan harga beli timah rakyat agar lebih sesuai dengan biaya produksi di lapangan.

Sebagai respon, pihak PT Timah menyatakan kesediaan untuk membeli timah kadar Sn 70 dengan harga Rp300.000 per kilogram. Harapan pun muncul di kalangan penambang bahwa harga timah rakyat akan segera menyesuaikan.

Namun kenyataannya, sejumlah penambang di Kecamatan Mentok mengaku belum melihat adanya perubahan harga di tingkat kolektor. Bahkan, harga justru cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir.

“Saat ini harga timah berbeda-beda, ada yang ambil Rp170 ribu, ada juga yang beli Rp165 ribu, tergantung pembelinya,” ujar Kiki, salah satu penambang di Kecamatan Mentok, Minggu (19/10/2025).

Baca Juga  Tak Mau Lagu Lama Terulang Kembali, Ini Pesan Bupati untuk Pengurus KONI Babar

“Itu harga setelah demo, kalau sebelum demo sempat Rp180 ribu per kilo, tapi jualnya agak susah,” sambungnya.

Kiki menuturkan, para penambang masih menjual hasil tambang mereka secara bebas kepada para kolektor atau penampung di sekitar wilayah Mentok.

“Jual nggak nentu, siapa yang paling tinggi, kadang ada pembeli bawa mobil langsung ke lokasi tambang,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Ari, penambang lainnya, yang menyebut belum ada perubahan signifikan pada harga beli timah setelah aksi unjuk rasa tersebut.

“Harga masih seperti inilah, tapi masih syukur dibeli. Nggak susah jualnya kalau sekarang,” kata Ari.

Baca Juga  Porprov 2026, Markus Bidik Tiga Besar

Meski begitu, ia mengaku masih bersyukur karena kondisi kerja saat ini relatif lebih tenang.

“Yang paling penting itu dapat kerja dengan tenang, nggak ada razia. Capek juga kalau harus sebentar kerja, sebentar berhenti. Bingung ngatur modal,” ujarnya.

Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun ada komitmen dari pihak perusahaan pasca-demo, dampaknya belum sepenuhnya dirasakan oleh penambang di lapangan. Para penambang kini berharap harga bisa segera menyesuaikan dengan kesepakatan, sehingga kesejahteraan mereka dapat meningkat tanpa harus terus bergantung pada pasar kolektor. (oka)

 

Leave a Reply