Pemuda Bangka Barat Berpartisipasi di Kreativesia 2025 Lewat “Lempah Kuning 7 Samudra

Avatar photo
Fakhrul Rozy, atau yang akrab disapa Oji, peserta asal Kabupaten Bangka Barat yang sukses mencuri perhatian di ajang Kreativesia 2025 (Pekan Kreativitas Pemuda Indonesia) lewat karyanya di bidang kuliner bertajuk “Lempah Kuning 7 Samudra.”

PALEMBANG, LASPELA–Tekad dan semangat bisa mengalahkan keterbatasan. Hal itu dibuktikan oleh Fakhrul Rozy, atau yang akrab disapa Oji, peserta asal Kabupaten Bangka Barat yang sukses mencuri perhatian di ajang Kreativesia 2025 (Pekan Kreativitas Pemuda Indonesia) lewat karyanya di bidang kuliner bertajuk “Lempah Kuning 7 Samudra.”

Meski tak memiliki latar belakang di dunia kuliner, Oji memberanikan diri untuk tampil dan menantang dirinya keluar dari zona nyaman.

“Awalnya saya ingin ikut di kategori Duta Kreatif, tapi sudah ada peserta lain yang terpilih. Akhirnya saya mencoba bidang kuliner, meski belum pernah masak sama sekali. Saya pikir, kesempatan seperti ini tidak datang dua kali,” tutur Oji saat ditemui di sela kegiatan di Palembang, Sumatera Selatan.

Kreasi Lempah Kuning 7 Samudra lahir dari kecintaannya terhadap kuliner lokal Bangka Belitung. Ia ingin memperkenalkan keunikan cita rasa tradisional dengan sentuhan baru.

“Biasanya lempah kuning hanya berisi satu bahan utama, seperti ikan atau ayam. Saya membuat versi berbeda, dengan tujuh bahan kombinasi yang tetap harmonis.” jelasnya.

Baca Juga  Sandi Stiawan, Pemuda Bangka Selatan Tampilkan Tema Fauna di Lomba Fashion Kreativesia 2025

“Selain itu dinamakan Lempah Kuning 7 Samudra, karena Babel ini terdiri dari 7 kabupaten dan kota dengan harapan bisa menyatukan 7 kabupaten yang ada di Bangka Belitung, makanan disajikan dalam bentuk perahu kolek dengan menggunakan daun simpur sebagai alas. Tidak lupa, makanan tersebut disajikan bersama beras merah yang berasal dari desa beruas di Bangka Barat,” lanjutnya.

Di balik sajian itu, tersimpan kisah perjuangan. Tanpa kemampuan memasak, Oji belajar intensif dalam waktu singkat. Ia berguru kepada Ahmad Fikri Baraqbah, guru SMA Negeri 1 Simpang Teritip yang juga seorang chef, dan berlatih mempercantik penyajian bersama Persatuan Istri Tentara (Persit) untuk mempelajari seni ukir sayur dan buah. “Saya belajar bumbu, menghafal resep, dan latihan memasak hanya sekali sebelum lomba. Semua karena tekad ingin membuktikan bahwa pemuda Bangka Barat juga bisa,” ungkapnya.

Baca Juga  Sandi Stiawan, Pemuda Bangka Selatan Tampilkan Tema Fauna di Lomba Fashion Kreativesia 2025

Usahanya tak sia-sia. Hidangan yang ia sajikan mendapat apresiasi dari para juri karena cita rasa dan kombinasi bahan yang harmonis.

“Para juri bilang rasa dan komposisi sudah bagus, hanya tampilannya perlu dibuat lebih estetik,” katanya.

Bagi Oji, lebih dari sekadar lomba, keikutsertaannya di Kreativesia adalah bentuk pembuktian diri dan motivasi bagi generasi muda.

“Anak muda harus berani mencoba. Jangan takut gagal. Dari mencoba, kita belajar, dan dari belajar, kita tumbuh. Saya ingin menginspirasi pemuda lain bahwa karya besar bisa lahir dari niat yang tulus,” ujarnya penuh makna.

Melalui semangat dan kreativitasnya, Oji menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berkarya. Dari dapur sederhana di Bangka Barat, ia membawa cita rasa lokal ke panggung nasional dan membuktikan bahwa mimpi besar selalu dimulai dari keberanian kecil untuk mencoba. (*/chu)

Leave a Reply