Kedua Belas Bintang
Karya: (Ong) Albert Enstaine
Kurasakan tenang di dalam hati
Eloknya senja menampilkan keanggunannya
Detak jantungku mengalun pelan mengikuti kicauan burung senja
Udara hangat menyapa pelan kulit-kulit tubuh
Atma pasrah dengan keadaan sekitar, menikmati senja
Bahagia hari, purnama perlahan menampakkan dirinya
Elok mata memandang keindahan yang dinanti-nantikan
Lalu kuingat lagi masa-masa lalu dengannya duduk dibawah rembulan
Anggun dirinya laksana kedua belas bintang terang-benderang
Suara subtil rasa tercetak jelas dalam kalbu
Berharap kisah itu terulang kembali di antara kita
Indahnya masa itu membuat resti dalam jiwa
Nafas tenang sendu, perasaan rindu itu datang kembali
Tak dapat dijelaskan dengan sekedar kata-kata semata
Aku ingin mengulang kembali kisah-kisah itu
Namun kusadar hanya tersisa kenanganlah semua itu
Gugusan kedua belas bintanglah yang menjadi rekaman kisah masa itu (*)
Kerinduanku
Karya: Cristiano Risky Pratama
Dalam hening malam yang penuh bintang
Hatiku berbisik namamu dalam rindu
Setiap detik terasa tenang
Saat kau hadir dalam pelukan mimpiku
Kau adalah cahaya di gelapku
Menyinari jalan yang penuh liku
Dengan senyum yang tulus dan hangat itu
Kau buat dunia ini terasa indah
Sentuhanmu bagai angin lembut
Menyapu segala resah di dada
Di setiap tatap, aku tenggelam
Dalam lautan cinta yang tak menyiksa
Waktu berhenti saat kau ada
Dunia serasa milik berdua
Dalam pelukanmu kutemukan cinta
Cinta yang abadi sepanjang masa (*)
Dinding Asmara
Karya: Marselinus Nong Sandro
Ketika ada yang menghalang diriku
Untuk mencintaimu yang ‘ku rindu
Yang tak lagi bisa ‘ku bendung hasrat dan niat
Menjadi muara indah berbunga
Dinding berusaha menjadi penghalang cinta
Tak lagi mengalir deras arus romantika ini
Hatiku menjadi hening
Seketika sejenak melupakan kenangan
Hati ini terasa senyap
Membuat diriku tergores
Rindu yang meluap membuatku berangan
Walau dinding itu tinggi menjulang … ingin ‘ku selalu bersamamu (*)
Leave a Reply