Dari Pakistan hingga Malaysia, Mahasiswa Asing Belajar Kearifan Lokal di Namang

* Cicipi Madu Pelawan hingga Makan Bedulang

Avatar photo
Mahasiswa luar negeri saat berkunjung ke Hutan Pelawan Desa Namang dalam rangka KKN, Kamis (25/9/2025).

NAMANG, LASPELA – Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah kembali menjadi sorotan. Kali ini, dosen dan mahasiswa luar negeri dari Pakistan, Yaman, Tajikistan, dan Malaysia berkunjung dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang digelar bersama Universitas Muhammadiyah Pangkalpinang.

“Alhamdulillah hari ini kita menerima kunjungan anak-anak mahasiswa dan dosen dari luar negeri yang sedang melaksanakan KKN ke hutan pelawan yang ada di desa kita (Namang),” kata Kepala Desa Namang, Zaiwan, Kamis (25/9/2025).

Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa tidak hanya melihat langsung hutan pelawan, tetapi juga belajar tentang keunikan pangan lokal Bangka Belitung. Mereka diperkenalkan pada madu khas Babel dengan cita rasa unik—pahit, manis, hingga asam manis—serta edukasi mengenai lada Bangka Belitung dan tradisi makan bedulang khas Desa Namang.

Desa Namang sendiri telah dinobatkan sebagai Desa Berketahanan Pangan dan Iklim oleh Kementerian Desa RI. Salah satu produk unggulannya adalah madu pelawan, yang hanya ada di Bangka Belitung dan dikenal menghasilkan madu pahit bernilai tinggi.

Baca Juga  Tradisi Budak Ngambek Timah Penyebab Krisisnya Literasi Sosial Siswa

“Maka tak heran jika banyak wisatawan dari mancanegara termasuk adek-adek mahasiswa berkunjung ke Desa kita, karena mereka penasaran ingin melihat sarang lebah madu dan menghisap langsung madu pelawan ini di tempatnya,” ungkap Zaiwan.

Selain madu pelawan, Desa Namang juga kaya akan kearifan lokal seperti morok jerami, musik dambus, makan bedulang, hingga wisata satwa endemik mentilin.

Sayangnya, kunjungan mahasiswa kali ini cukup singkat, sehingga mereka belum sempat menyaksikan langsung fauna khas Bangka Belitung seperti mentilin, musang, kukang, dan burung-burung hutan.

“Namun sangat disayangkan mereka tidak bisa melihat langsung mentilin, musang, kukang, burung-burung khas Bangka Belitung, karena keterbatasan waktu mereka hanya empat hari di Indonesia. Selanjutnya mereka akan kembali ke negara masing-masing,” jelas Zaiwan.

Baca Juga  Terima Kucuran Rp1,7 Miliar, Ini Peruntukan Dana Hibah untuk Parpol di Babar

Meski begitu, para tamu mancanegara ini tetap antusias merasakan pengalaman budaya. Mereka ikut serta dalam makan bedulang dan mengagumi kekayaan seni tradisi Desa Namang.

“Selain itu kita juga memperkenalkan kepada mereka seni budaya yang ada di Desa Namang yakni makan bedulang, dan alhamdulillah mereka sangat senang dan takjub. Harapan kita mereka bisa membawa pengalaman yang ada di sini untuk diceritakan kepada keluarga mereka di sana, tentang kekayaan alam yang dimiliki Negeri Serumpun Sebalai ini khususnya Desa Namang,” tutup Zaiwan. (chu)

Leave a Reply