PANGKALPINANG, LASPELA–Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Kevikepan Bangka Belitung, Keuskupan Pangkalpinang menggelar talkshow ekonomi dan politik menghadirkan tiga narasumber, Uskup Keuskupan Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, Gubernur Bangka Belitung yang diwakili Plt Kepala Kesbangpol Babel Ferdian Hermawan Loebis, dan Direktur Eksekutif Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Herman Suparman yang dipandu oleh moderator RD. Yohanes Kurnianto Jeharut, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam Konferensi Wali Gereja Indonesia.
Talkshow yang dilaksanakan dalam rangka Tahun Yubileum 2025 dan semangat membangun Gereja yang partisipatif sinodal membahas tema ” Tantangan dan Peluang Membangun Ekonomi Provinsi Bangka Belitung dalam Bingkai Politik Nasional” dihadiri ormas katolik, Pemuda Katolik, WKRI, PMKRI, KNPI dan OKP Lintas Iman Komite Naasional Pemuda Indonesia/ KNPI dan OKP-OKP Lintas Agama, Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung, GP Ansor Bangka Belitung, Pemuda MATAKIN, Pemuda Gemabudhi, Perhimpunan Pemuda Hindu, Himpunan Mahasiswa Islam Bangka Belitung, Pemuda Pancasila, Pemuda Panca Marga, Pemuda Batak Bersatu, DPW BKPRMI Bangka Belitung, GMKI, GAMKI, HMI, PMII, GMNI Babel serta para pejabat politik, Bupati Bangka Barat, Markus, Ketua DPRD Bangka Tengah, Batianus Aduk, Anggota DPRD Provinsi Babel, Agung Setiawan, Mehoa serta para tokoh awam katolik, ASN Katolik berjalan penuh dinamika kolaboratif, Minggu (14/9/2025) di Soll Marina Hotel. Rangkaian acara yang dibuka dengan penampilan tim wonderland menambah semarak suasana diskusi untuk membaca tantangan dan menciptakan peluang terlibat membangun ekonomi Bangka Belitung.
Plt Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Bangka Belitung, Ferdian Herwawan atau biasa disapa Bob meyakinkan peserta bahwa pemerintah Provinsi dibawa kepemimpinan Gubernur Babel, Hidayat Arsani terus berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mendatangkan investor seperti investor pabrik kelapa di Pulau Belitung. Tak hanya itu, berbagai peluang investasi terus digenjot untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
“Kondisi ekonomi kita memang tidak baik-baik saja. Akan tetapi langkah cepat Gubernur Babel terus dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan investasi yang bisa memaksimalkan potensi sumber daya alam serta membuka peluang lapangan pekerjaan,” ungkap Bob.
Direktur Eksekutif Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Herman Suparman memaparkan tentang tantangan yang dialami Provinsi Bangka Belitung adalah ketergantungan terhadap sektor pertambangan yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga timah dan kondisi pertambangan, tantangan Infrastruktur dan konektivitas seperti infrastruktur transportasi, pelabuhan, telekomunikasi sangat penting. Keterbatasan bisa menghambat distribusi, logistik, akses pasar dan investasi
Tenaga kerja dan tantangan produktivitas: Keterampilan tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai kebutuhan industri baru atau sektor non‐tambang. Selain itu tantangan
tata kelola sumber daya alam lingkungan, Penambangan illegal dan kerusakan lingkungan (hutan, pesisir)
“Ada peluang yang perlu dilakukan yakni Diversifikasi ekonomi: mendorong sektor non-pertambangan, seperti pertanian, perikanan, perkebunan, pariwisata, ekonomi kreatif, Pariwisata dan Ekonomi hijau, Pulau‐pulau dan pantai yang indah, keanekaragaman hayati, seni dan budaya lokal bisa dijadikan daya tarik, mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), koperasi lokal, serta pengembangan usaha berbasis lokal akan membantu menyebarkan manfaat ekonomi ke masyarakat luas,” ungkap Herman Suparman.
Lebih lanjut, Herman Suparman menegaskan optimalisasi peluang dapat dilakukan di sektor Pertanian dan Perkebunan: Pilot cluster komoditas unggulan (lada, kakao, kopi, hortikultura): bantuan input, akses pasar off-taker, fasilitas pengemasan dan sertifikasi mutu untuk ekspor Bangun sentra pengolahan skala UKM (drying, roasting, packaging) agar produk keluar bukan bahan mentah.
“Di sektor perikanan dan Kelautan dengan Pengembangan zona budidaya terkontrol (rumput laut, ikan, udang) dan fasilitasi cold-chain/pasar ekspor, training teknis, sertifikasi hasil laut (HACCP) untuk peningkatan harga jual,” ungkap Herman Suparman.
Sedangkan di bidang Pariwisata Berkelanjutan fokus pada segmen ekowisata, wisata bahari (diving/snorkel), dan pariwisata budaya, Koneksikan paket wisata antar-pulau (Bangka–Belitung), Kembangkan homestay/UMKM wisata dengan pelatihan hospitality dan digital marketing. Selain itu, Konektivitas dan infrastruktur dengan Percepat pengembangan dan pemeliharaan bandara & pelabuhan utama serta infrastruktur penyeberangan antar-pulau agar logistik dan wisata lebih lancar, Bangun cold-chain dan pusat logistik di Pangkalpinang/Tanjung Pandan untuk ekspor produk pertanian/perikanan, perkuat konektivitas digital: layanan internet cepat di wilayah wisata dan sentra produksi untuk e-commerce dan promosi.
Uskup, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM menekankan pentingnya mengarahkan politik pada bonum commune atau kebaikan bersama. Menurutnya, Gereja memiliki peran kritis untuk menyuarakan keadilan dan solidaritas ketika melihat kebijakan pemerintah tidak berpihak pada rakyat.
“Politik seharusnya menjadi jalan mulia untuk memperjuangkan masyarakat yang adil, demokratis, dan menghormati hak asasi manusia. Gereja akan selalu menyerukan kebaikan bersama, keadilan, dan solidaritas, serta mengingatkan lembaga negara bila ada kebijakan yang melukai rakyat kecil,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bersama, terdapat tiga pilar penting yang harus bersinergi, yakni pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil.
Ketua Panitia, Respi Leba, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu membangkitkan optimisme masyarakat di tengah tantangan ekonomi.
“Kita coba menerapkan tantangan dan perjuangan membangun ekonomi Provinsi Bangka Belitung dalam bingkai politik nasional. Dengan keyakinan sebagai pesiaran iman dan harapan, kita berharap talkshow ini membangkitkan kembali semangat masyarakat di tengah keterpurukan bangsa dan daerah kita, terbangun kolaborasi lintas iman untuk bergerak bersama menyampaikan pesan harapan dan kasih,” ungkap Respi Leba.
Ketua Komisi Kerawam Kevikepan Bangka Belitung, RP Yohanes Agus Riyanto, MSF menambahkan, kegiatan ini merupakan momentum bagi Gereja untuk terlibat aktif dalam membangun kehidupan sosial dan politik yang sehat.
“Komisi Kerawam memandang perlu adanya kolaborasi bersama organisasi kemasyarakatan Katolik, pejabat publik, aparatur sipil negara, maupun organisasi non-Katolik. Sudah saatnya Gereja membaca konteks sosial melalui analisis, hingga bermuara pada gerakan nyata yang kolaboratif,” jelasnya.
Kegiatan talkshow diisi dengan diskusi dan masukan yang sangat bermanfaat untuk memahami tantangan dan membaca serta menciptakan peluang terlibat aktif membangun ekonomi Bangka Belitung.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan penyerahan cendramata untuk narasumber berupa plakat dan stanjak Pahlawan Nasional, Depati Amir dan foto bersama. (rel)
Leave a Reply