Inilah Filosofi Logo Hari Jadi ke 268 Pangkalpinang, Warisan Budaya, Kerja Nyata, dan Semangat Masyarakat

Avatar photo
Editor: Iwan Satriawan
Logo Hari Jadi ke-268 Pangkalpinang. (ist)

PANGKALPINANG, LASPELA – Menyambut Hari Jadi ke-268 Pangkalpinang, sebuah logo istimewa dirancang langsung oleh Budayawan Kota Pangkalpinang, Datuk Akhmad Elvian.

Logo tersebut tidak hanya menjadi identitas visual perayaan tahun ini, tetapi juga memuat filosofi mendalam tentang sejarah, budaya, dan karakter masyarakat Pangkalpinang.

Logo angka 268 ini diolah dengan sentuhan simbol-simbol budaya lokal khas Pulau Bangka, khususnya dari Pangkalpinang, sebagai wujud penghormatan terhadap kearifan lokal dan identitas multikultural kota ini.

Angka 2 dalam logo ini disimbolkan dengan bentuk Krito Surong yaitu alat angkut tradisional khas Bangka yang oleh masyarakat Tionghoa disebut Kai Kung Cha.

Krito Surong merupakan alat transportasi unik yang hanya ditemukan di Pulau Bangka dan tidak ada di belahan dunia lainnya.

“Penggunaan Krito Surong sebagai simbol angka dua mencerminkan karakter masyarakat Pangkalpinang yang ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alami dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ia juga melambangkan kerja keras, kecerdasan, dan semangat masyarakat dalam mengejar kemakmuran,” katanya.

Angka 6 dalam logo dilambangkan dengan Dambus, alat musik tradisional Bangka yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Dambus menjadi simbol bahwa masyarakat Pangkalpinang adalah masyarakat berbudaya, yang tetap melestarikan kearifan lokal meski kota ini terus tumbuh dan berkembang menuju kota metropolitan.

Filosofi ini menekankan pentingnya menjaga akar budaya di tengah kemajuan zaman,” katanya.

Angka 8 dalam logo disimbolkan dengan gambar token atau koin fulus atau mata uang kuno yang dahulu digunakan di Pangkalpinang.

Di bagian muka koin tertulis huruf Arab-Melayu “Haza Fulus Pangkalpinang” yang berarti “Ini uang (kongsi) dari Pangkalpinang.”

Sementara di bagian belakangnya, tertulis aksara Hakka “Pin Lang” yang berarti Pohon Pinang—asal nama Pangkalpinang.

“Simbol ini mencerminkan karakter multikultural masyarakat Pangkalpinang yang terdiri dari berbagai etnik dan golongan, namun bersatu dalam semangat bekerja bersama dan maju secara nyata.

Bentuk angka 8 yang tidak terputus juga melambangkan kesinambungan dan kekuatan kolaborasi,” ujarnya.

Tema dan tagline Hari Jadi Pangkalpinang ke 268 ini ialah Pangkalpinang Terus Menang yang diambil dari sebuah slogan pada lambang daerah Kota Pangkalpinang.

Frasa ini mencerminkan optimisme dan tekad warga kota dalam menjadikan Pangkalpinang sebagai kota yang terus unggul di berbagai bidang.

Menurut Datuk Akhmad Elvian, logo ini adalah cerminan jati diri masyarakat Pangkalpinang yang ramah lingkungan, berbudaya, dan majemuk, serta memiliki semangat kerja yang nyata dan terus menang dalam menghadapi tantangan zaman.

“Hari Jadi ke-268 ini menjadi momentum untuk merefleksikan sejarah panjang Pangkalpinang, sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam membangun kota yang berakar pada budaya, namun berpijak pada kemajuan,” ujarnya.(dnd)

Leave a Reply