Memaknai Gairah Politik Pilkada Ulang, Aktif Tanpa Kekerasan

Oleh : Respi Leba, Anggota Komisi Kerawam Keuskupan Pangkalpinang

Avatar photo
Respi Leba

DINAMIKA  politik menjelang Pilkada Ulang Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka mulai menampakan aktivitasnya. Berbagai upaya promosi dan silahturami semakin gencar dilaksanakan.  Tebar pesona kandidat di Baliho semakin marak. Selain itu pola pendekatan dibalut aksi sosial kemanusiaan makin rutin dilakukan dibarengi lobi-lobi politik aktif dijalankan. Dan keaktifan politik menjelang Pilkada ulang harus diantisipasi mengarah pada nuansa kekerasan seperti trik-trik saling menjatuhkan, mencari serta mengusut-usut kesalahan, saling jegal dan rebutan simpati. Hal ini bila tidak diantisipasi sejak dini, maka bisa mengarahkan pada perilaku kekerasan politik.

Kekerasan politik meski dalam bentuknya yang paling sederhana jika punya relasi erat dengan orientasi kelompok elit politik untuk memenuhi kepentingan maka upaya pemenuhan ambisi dapat saja menghalalkan segala cara berlabelkan “demi masyarakat”. Kekerasan politik menjelang Pilkada ulang bisa dilatarbelakangi oleh kiprah pelaku politik yang melihat kekuasaan sebagai segala-galanya. Karena kekuasaan yang diselimuti Politik bersifat aktif artinya agresif terhadap ketidakadilan, kesewenangan, penindasan serta kreatif menggali dan menemukan solusi pembebasan. Karena orientasi politik adalah kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.

Aktivitas politik yang murni adalah usaha menciptakan rasa aman, damai dan bahagia.
Keaktifan seorang politisi harus dilandasi bisikan nurani akan tingginya martabat manusia. Kesadaran ini harus dibangun sebagai suatu sikap hidup, suatu persiapan mental untuk berkiprah tanpa kekerasan. Orientasi perjuangan politisi mesti berpijak di atas solidaritas dan keprihatinan akan nasib kaum tertindas, masyarakat umum.

Baca Juga  Pemkot Pangkalpinang dan KPU Gelar Rakor Kampanye, Fokus pada Penataan APK Sesuai Aturan

Berpolitik berarti hidup bersama dengan dan melibatkan diri dalam harapan, dukacita, kegembiraan dan kepedihan Aktivitas politik adalah aktivitas kemanusiaan, Aktif Tanpa Kekerasan. Aktif tanpa kekerasan merupakan suatu etika berpolitik dan menjadikan seorang politisi sebagai politikus sejati. Masih tersisa waktu sebelum Pilkada ulang Agustus 2025 mendatang. Belum terlambat untuk mempersiapkan diri, memberikan pendidikan politik yang benar dengan berkiprah Aktif Tanpa Kekerasan baik di tingkat kandidat, partai maupun masa pendukung.

Baca Juga  Mantan Wawako Sopian Sebut  Prof Udin-Cece Dessy Harapan Emak-Emak Pangkalpinang

Kita semua tentunya mengharapkan agar pilkada ulang tidak sekedar rutinitas politik belaka. Para kandidat dan parpol pengusung harus mampu menyodorkan ide-ide yang realistis, tepat sasaran dan kontekstual sesuai dengan harapan masyarakat. Spekulasi yang terkadang membuat masyarakat terbuai, namun sulit untuk dijalankan, mesti dihindari. Jika tidak maka, seusai Pilkada ulang, kandidat dan parpol hanya akan kebagian gelar, “Pemimpin Tong Kosong Nyaring Bunyinya”. Karena itu, diharapkan,sejak dini, segala aktivitas tahapan pemilukada perlu dilakukan dengan Aktif Tanpa Kekerasan. (*)

Leave a Reply