Imbas Hutang 2024, TPP ASN Mulai Juni 2025 Dipotong 

Bupati Kabupaten Bangka Barat, Markus saat berada di ruang kerjanya

MENTOK, LASPELA  — Bupati Bangka Barat, Markus telah membentuk tim untuk menghitung besaran penyesuaian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN di Bumi Sejiran Setason.

TPP PNS itu akan dipotong akibat imbas hutang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat (Babar) pada tahun 2024, sebesar Rp48,5 Miliar.

Namun, untuk memulihkan keuangan daerah, dikatakan Markus tidak hanya mengandalkan pemotongan TPP PNS, pihaknya juga akan berusaha menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari berbagai sektor.

“Lagi dihitung kira-kira berapa nilai yang pas, kita berharap tahun depan tidak lagi (Hutang), karena kita akan berusaha untuk meningkatkan pendapatan,” ucapnya, Senin (7/7/2025).

Baca Juga  Kolaborasi Cegah DBD di Kabupaten Karimun, PT Timah dan Puskesmas Kundur Barat Gelar Seminar Kesehatan

Menurut Markus, terjadinya hutang tersebut akibat kesalahan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tahun 2024, sehingga berdampak pada anggaran 2025 saat dirinya menjabat.

“Jadi bukan hanya tpp, honor bupati juga di sesuaikan. Jadi ini harus di maklumi, ini bukan kesalahan murni dari Markus. Utang tahun kemarin bukan saya yang buat,” ujarnya.

“Saya juga sudah menegur TAPD, karena bagi saya TAPD tidak cermat menyusun anggaran di 2024. Sehingga menimbulkan utang sebesar ini, utang ini kebanyakan ke pihak ketiga. Sebenarnya ini tidak boleh terjadi, tapi tidak tahu lah mereka seperti apa,” sambung Markus.

Baca Juga  Kolaborasi Cegah DBD di Kabupaten Karimun, PT Timah dan Puskesmas Kundur Barat Gelar Seminar Kesehatan

Markus mengatakan, penyesuaian TPP PNS akan di mulai bulan Juni 2025 dan akan berlangsung hingga beberapa tahun kedepan hingga keuangan daerah benar-benar stabil dan terkendali.

“Kita hitung mulai dari Juni, gambarnya akan berjenjang, mulai dari yang tertinggi, Sekda, eselon 2, eselon 3 dan eselon 4. (Keuangan stabil) Kalau benar-benar selesai itu, diperkirakan akan selesai tahun 2027,” katanya.

 

Markus berharap kebijakan tersebut dapat didukung semua pihak, lantaran untuk memulihkan keuangan daerah, supaya tidak mengganggu pembangunan di Bumi Sejiran Setason. (oka)

 

Leave a Reply