Edi Nasapta Dorong Digitalisasi Pembayaran Pajak di Babel

Wakil Ketua DPRD Babel Edi Nasapta saat ditemui di Pangkalpinang, Rabu (25/6/2025)

PANGKALPINANG, LASPELA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Edi Nasapta, menyoroti perlunya pembaruan sistem pembayaran pajak kendaraan bermotor di wilayah ini. Ia menilai, ketergantungan yang terlalu besar pada satu saluran pembayaran berpotensi menghambat kemudahan layanan bagi masyarakat.

“Di Samsat Babel, kita hanya bisa membayar pajak kendaraan bermotor lewat salah satu bank saja. Nah, di sinilah persoalannya. Untuk mempercepat proses Samsat, Samsat keliling, dan sebagainya, pembayaran PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) sebaiknya dibuka peluangnya kepada lebih banyak bank, terutama bank umum,” ujarnya kepada wartawan di Pangkalpinang, Rabu (25/6/2025).

Menurutnya, jika terjadi kendala teknis pada sistem bank tersebut masyarakat bisa mengalami kesulitan dalam mengakses layanan pembayaran pajak, terutama jika tidak memiliki rekening di bank tersebut.

Baca Juga  Kejati Babel Tetapkan Empat Orang Tersangka Kasus Proyek Rutin di Satker OP BWS Babel, Kerugian Mencapai Rp30 Miliar

“Kalau ada bank lain, transaksi lebih mudah. Jangan mengandalkan satu bank saja. Kalau Bank Sumsel Babel error misalnya, lalu kalau orang mau bayar lewat internet banking segala macam, kan susah, harus datang langsung, dan lain sebagainya,” kata Edi.

Mendorong percepatan digitalisasi layanan publik, politisi Partai Nasdem ini juga menyarankan agar sistem pembayaran pajak diperluas dengan mengintegrasikan dompet digital yang kini makin populer di tengah masyarakat.

“Orang lebih mudah sekarang ini melakukan transaksi online. Gimana kalau orang tidak mempunyai Bank Sumsel Babel, artinya orang tersebut harus membayar cash, prosedurnya sulit, seharusnya cepat, tapi justru terhambat gara-gara mengutamakan Bank Sumsel Babel,” tegasnya.

Ia pun mendorong agar Pemerintah Provinsi Babel membuka kerja sama dengan bank-bank lain dan platform pembayaran digital seperti DANA, GoPay, serta layanan sejenis yang telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.

Baca Juga  PWI 2025 Menuju Kongres: Panitia Satukan Visi, Serukan Damai

“Jangan hanya mengandalkan Bank Sumsel Babel saja, harus ada keterbukaan. Jangan sampai Samsat Babel menjadi monopoli pembayaran. Kalau orang yang tidak punya rekening bank tersebut kan jadi terhambat, contohnya orang yang punya rumah di Belitung, tiba-tiba di Pangkalpinang mau bayar, nggak punya rekening kan susah. Kalau ada bank lain bisa diutamakan dan tidak terhambat,” jelasnya.

Lebih jauh, Edi Nasapta juga mengutarakan harapannya agar Bangka Belitung suatu saat bisa memiliki bank daerah sendiri, guna memperkuat kemandirian dalam layanan keuangan publik.

“Saya berharap juga Bangka Belitung ini punya bank tersendiri, misalnya Bank Bangka Belitung,” pungkasnya. (chu)

Leave a Reply