PANGKALPINANG, LASPELA — Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menjadi provinsi dengan persentase jumlah penduduk miskin terendah Se-Sumatera. Bahkan dengan angka kemiskinan 5,30 persen pada September 2017 lalu, Provinsi Babel mendapat peringkat kemiskinan lima besar terendah Se-Indonesia.
Berdasarkan data BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada September 2017, tertulis bahwa Provinsi DKI Jakarta menjadi Provinsi yang memiliki angka kemiskinan terendah yakni hanya 3,78 persen, disusul Provinsi Bali 4,14 persen, diposisi ketiga Provinsi Kalimantan Selatan 4,70 persen dan peringkat ke empat terendah Provinsi Kalimantan Tengah dengan angka 5,26 persen. Sementara Provinsi Kepulauan berada di posisi ke lima terendah dengan angka kemiskinan 5,30 persen.
“Untuk angka kemiskinan se Indonesia, provinsi kita pada posisi lima terendah,” ujar Sekretaris Bappeda Babel Joko Triadhi.
Menurut Joko, memang angka kemiskinan 5,30 persen yang dimiliki Provinsi Babel tersebut sudah masuk pada tahapan hard rock poverty. Angka 5 persen ini sudah sulit untuk menekan secara signifikan.
“Bahkan untuk mempertahankan pun sangat sulit mengingat garis kemiskinan kita gampang berfluktuasi akibat dipengaruhi inflasi. Semakin tinggi inflasi akan membuat garis kemiskinan meningkat. Padahal cukup banyak penduduk kita yang sudah mendekati miskin dilihat dari pendapatan mereka, terutama di pedesaan,”papar Joko.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Babel Feri Insani menyatakan Jumlah dan presentase penduduk miskin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada periode 2006 hingga 2017 berfluktuasi dari tahun ke tahun, tetapi presentasenya menunjukan trend yang menurun.
Pada periode 2006 hingga september 2017 jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 41.200 orang, yaitu dari 117.400 orang pada tahun 2006, menjadi 76.200 orang pada september 2017. Sementara itu tingkat kemiskinan juga menurun secara signifikan dari 10,91 persen pada tahun 2006 menjadi 5,30 persen pada September 2017.
Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fery Insani menjelaskan terdapat beberapa faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan selama periode Maret-September 2017.
“Salah satunya adanya faktor inflasi atau kenaikkan harga barang khususnya pada komoditi makanan pokok, dimana inflasi sebesar 0.87 persen pada periode September 2017,” ujar Fery.
Faktor lainnya, kata mantan Sekda Kabupaten Bangka ini adalah adanya penurunan persentase total pengeluaran penduduk di kelompok 40 persen terbawah terhadap total pengeluaran seluruh penduduk, yaitu dari 23,43 persen pada Maret 2017 menjadi 23,39 persen pada September 2017.
Selain itu, adanya penyaluran rastra yang sempat terhambat pada periode Mei-Agustus 2017 juga menjadi penyokong tingkat kemiskinan. Penyebab penyaluran rastra ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain adanya penambahan jumlah penerima rastra dari pusat untuk Provinsi Kepulauan Babel. Semula berjumlah 41.000 rumah tangga menjadi 43.000 rumah tangga penerima rastra pada tahun 2017.
“Dengan adanya tambahan tersebut, maka pemerintah kabupaten/kota melakukan update terhadap rumah tangga penerima rastra, hal ini membutuhkan waktu, sehingga pembagian rastra menjadi tertunda,” paparnya.(TMG)
Leave a Reply