PANGKALPINANG, LASPELA — Aktivitas keluar masuk kapal di Pelabuhan Pangkalbalam selama ini terkendala pendangkalan. Kedalaman alur hanya sekitar 2,5 meter sedangkan kapasitas kapal kargo membutuhkan kedalaman sekitar 6 meter.
Karena itu pemerintah Provinsi Babel akan melakukan pengerukan sehingga aktivitas kapal akan dialihkan ke pelabuhan Sadai dan Belinyu.
“Hasil pengukuran kedalaman air 2,5 meter sedangkan kapal kargo membutuhkan kedalaman air 6 meter. Pemerintah Provinsi Babel akan melakukan pendalaman alur dengan melibatkan PT. Timah menggunakan kapal isap. Pasirnya akan dijual keluar, sedangkan timahnya akan dikelola PT Timah,” ungkap Gubernur Babel, Hidayat Arsani saat bersama Forkopimda melakukan survei di muara alur Pelabuhan Pangkalbalam, Rabu (30/4/2025).
“Selama proses pendalaman alur aktivitas kapal akan dialihkan ke pelabuhan Sadai dan Belinyu. Kemudian selanjutnya pihak pemerintah Provinsi Babel akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk teknis pelaksanaan aktivitas pelabuhan,” tambahnya.
Kegiatan survey alur pelayaran pelabuhan Pangkalbalam dilakukan karena terjadinya pendangkalan alur pelayanan pelabuhan Pangkalbalam sehingga mempengaruhi kelancaran lalu lintas keluar masuk kapal di pangkalbalam.
Kegiatan peninjauan di kawasan alur pelayaran Pangkalbalam menggunakan 3 Kapal boat milik KPLP, Basarnas dan Dinas Perhubungan Babel.
Gubernur menjelaskan hasil survei menemukan akibat pendangkalan alur kapal membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari untuk bisa masuk ke pelabuhan sehingga perlu dilakukan pengerukan alur pelayaran pelabuhan Pangkalbalam.
“Agar aktivitas kapal tidak terganggu dan karena biaya operasional besar, operasional jembatan emas kita setop,” tegas Hidayat Arsani.
Turut hadir dalam kegiatan survei Wakapolda Babel, Perwakilan DPRD Babel, Danlanal, Pj Sekda Babel, Kadishub Babel, Plt Kadiskominfo Babel, Ka Kansar Babel, GM PT Pelindo Regional 2 Pangkalbalam, Kepala KSOP Pangkalbalam, Kepala BKHIT Babel. (*)