Oleh: Rahma Nurhamidah (Staf Seksi Distribusi BPS Kota Pangkalpinang)
PARIWISATA menjadi sektor sangat strategis dan menjadi media kegiatan antar sektor pembangunan, sehingga pariwisata seharusnya dapat ditetapkan menjadi leading sektor pembangunan yang dapat menggerakkan perekonomian Indonesia. Pertama, dengan meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata di Indonesia, menjadikan Pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dalam lima tahun terakhir yaitu tahun 2010 sd 2015 selalu mengalami peningkatan.
Menurut sumber BPS/Kementerian Pariwisata, tahun 2010 kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB sebesar 261,05 T menjadi 461,36 T rupiah. Kontribusi sektor pariwisata terhadap Devisa sebesar 7.603,45 juta dollar pada tahun 2010 menjadi 12.225,89 juta dollar (2015) dan kontribusi terhadap Tenaga Kerja sebesar 4 juta orang tahun 2010 menjadi 12,1 juta orang atau 10,6% dari total tenaga kerja nasional.
Kedua, Pariwisata telah mengalami ekspansi dan diversifikasi secara berkelanjutan di dunia dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan mengalami pertumbuhan tercepat di dunia. Hal ini dibuktikan bahwa meskipun negara-negara di dunia mengalami krisis global beberapa kali, namun jumlah orang yang melakukan perjalanan wisatawan di tingkat internasional menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Tahun 1950 terdapat 25 juta wisatawan yang melakukan kunjungan di tingkat internasional. Tahun 1980 menjadi 278 juta orang, tahun 1995 menjadi 528 Juta orang, terus meningkat menjadi 1,14 Miliar orang (2014) dan 1,18 Miliar orang (2015).
Data tersebut menunjukkan wisatawan di dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan tidak terpengaruh secara ekstrim ketika dunia mengalami pertumbuhan ekonomi dunia yang fluktuatif, sebaliknya dalam skala global sektor Pariwisata mampu mempertahankan pertumbuhan, antara lain ditunjukkan dengan pertumbuhan terhadap PDB 0,2%, Ekspor Dunia 2,3%, dan pertumbuhan jumlah wisatawan dunia mengalami kenaikan 0,4 Miliar.
Sama halnya dengan Indonesia pada umumnya, sektor pariwisata juga memberikan kontribusi yang terbilang besar dalam menciptakan petumbuhan ekonomi di Bangka Belitung. Usaha sektor pariwisata memberi kontribusi positif terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Babel.
Badan Pusat Statistik (BPS) Babel mencatat, selama tahun 2011-2012 sektor pariwisata telah menyumbang pendapatan sebesar 4,84 persen dari Rp 29,85 triliun PDRB Babel. Persentase itu menyangkut pemasukan yang nilainya sebesar Rp 1,44 triliun ke dalam kas Babel pada 2011-2012. Angka-angka PDRB ini memberi harapan bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan pembangunan industri pariwisata. Apalagi dampak terhadap lapangan kerja juga besar karena industri pariwisata memiliki efek bergulir dalam wujud berbagai usaha pendukung.
Selain itu, sektor pariwisata di Bangka Belitung dapat diharapkan untuk menjadi leading sector dalam menciptakan pendapatan daerah, yang didukung potensi geografis yang terdapat di Kepulauan Bangka Belitung. Propinsi kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki beraneka ragam obyek wisata baik jenis, bentuk, maupun ciri keunikan tradisional daerah. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan propinsi dengan bentuk geografis wilayah kepulauan, tentu saja wilayah perairan merupakan wilayah yang mendominasi dari keseluruhan luas wilayah propinsi ini.
Dari 81.725 km2 luas wilayahnya, 65.301 km2 atau 79.90% adalah merupakan wilayah perairan, sedangkan sisanya adalah daratan yang terdiri dari pulau-pulau dengan jumlah 1.015 buah pulau, dimana termasuk didalamnya dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Belitung, sehingga sangat realistis apabila potensi ini sebagai motor penggerak sektor kepariwisataan propinsi ini.
Berdasarkan data statistik profil wisatawan nusantara tahun 2016, banyaknya perjalanan yang dilakukan penduduk Indonesia di Provinsi Bangka Belitung menurut provinsi asal selama januari-desember 2016 adalah sebesar 3162558 kali, yang mana jumlah perjalanan tersebut termasuk jumlah perjalanan terbesar ke-14 dari 34 provinsi tujuan perjalanan di Seluruh Indonesia. Apabila dibandingkan provinsi tujuan perjalanan wilayah timur, jumlah perjalanan wisata Bangka Belitung jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan Bangka Belitung dapat menjadi sasaran destinasi wisata yang tepat dan memungkinkan untuk mendongkrak sector pariwisata sebagai leading sector dalam menciptakan pendapatan di Bangka Belitung.
Memperkuat ulasan sebelumnya, tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas tujuan perjalanan penduduk ke Bangka Belitung adalah berlibur/rekreasi. Selain itu, apabila dibandingkan 8 provinsi wilayah barat lainnya, mayoritas penduduk dengan tujuan berlibur/rekreasi di Bangka Belitung menunjukkan persentase yang lebih besar (2-3 kali lipat lebih besar). Bahkan, persentase penduduk yang tujuan utamanya berlibur/rekreasi di Bangka Belitung 2 kali lipat lebih besar dari total penduduk Indonesia yang hanya sebesar 38,53 persen melakukan perjalanan untuk berlibur/rekreasi. Selain itu, berdasarkan tabel 11, sebanyak 73,22 persen penduduk yang melakukan perjalanan mengunjungi obyek wisata. Sama seperti ulasan sebelumnya, persentase tersebut lebih besar dibandingkan 8 provinsi wilayah barat lainnya (nama provinsi dapat dilihat di lampiran).
Berdasarkan tabel 12, mayoritas penduduk melakukan perjalanan untuk mengunjungi obyek wisata bahari yaitu sebesar 61,23 persen. Pemprov Babel mencatat ratusan obyek yang berpotensi dikembangkan menjadi tujuan wisata di Bangka Belitung yang terdiri dari 56 wisata bahari, 8 wisata sejarah, 45 wisata budaya, wisata religi, dan 20 obyek agro wisata. Di samping itu masih banyak pesona alam dan budaya Babel lainnya yang layak diangkat mengingat keunikan daerah kepulauan serta kemajemukan penduduk daerah ini. Sesuai dengan potensi 56 wisata bahari yang ada di Bangka Belitung, logis mengingat obyek wisata bahari merupakan obyek yang paling banyak dikunjungi dibandingkan obyek wisata alam, budaya dan buatan.
Berdasarkan pembahasan tersebut, menunjukkan bahwa sector pariwisata berpotensi untuk dikembangkan di Bangka Belitung. Oleh karena itu, diharapkan untuk semua penduduk di Kepulauan Bangka Belitung menjaga kebersihan ekosistem obyek wisata. Selain itu, diharapkan juga untuk pemerintah agar mensosialisasikan pentingnya sector pariwisata dalam menggerakkan perekonomian di Bangka Belitung, sehingga nantinya dapat menimbulkan kesadaran tidak langsung terhadap penduduk di Bangka Belitung untuk menjaga kebersihan ekosistem obyek wisata. Salah satu tindakan nyata sederhana yang dapat dilakukan adalah memberikan tempat pembuangan sampah yang telah dipisah antara basah dan kering, sehingga memudahkan wisatawan untuk membuang sampah pada tempatnya. (*/)