Angka Partisipasi Pemilih di Pikada 2024 Turun, Begini Tanggapan Pihak KPU Bangka Barat 

Komisioner KPU Bangka Barat, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM), Henny Afriana. 

MENTOK, LASPELA  — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangka Barat (Babar), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengakui tingkat partisipasi pemilih di pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak 2024 mengalami penurunan jika dibanding saat Pilpres 2024.

Komisioner KPU Bangka Barat, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM), Henny Afriana menyebutkan angka partisipasi rata-rata dari hasil pleno setiap kecamatan hanya mencapai sekitar 66 persen.

Menurutnya Henny, angka partisipasi pemilih ini sangat signifikan dibandingkan pemilu 2024 lalu, yang tercatat di angka 85,18 persen.

“Partisipasi berdasarkan pleno per-kecamatan, kita ambil rata-rata di setiap kecamatan, ada 59 persen, ada 71 persen. Jadi jika dirata-rata, partisipasi pemilih Pilkada sekitar 66 persen, menurun dibandingkan dengan Pileg kemarin yang mencapai 85,18 persen,” kata Henny, Senin (2/12/2024).

Henny menambahkan, KPU Bangka Barat belum dapat memastikan kecamatan mana yang memiliki tingkat partisipasi tertinggi.

Namun, dia menekankan hasil partisipasi ini akan menjadi bahan evaluasi untuk KPU ke depannya.

“Capaian ini menjadi evaluasi kedepannya dan ini juga pilkada serentak yang pertama kali. Yang jelas kami akan mengevaluasi,” katanya.

Namun dikatakan Henny, untuk sosialisasi dari pihak KPU sudah dilakukan secara masif hingga ke tingkat desa (ehoc). Namun, ada faktor-faktor lain yang kemungkinan menyebabkan turunnya partisipasi.

“Kami belum tahu penyebabnya, atau faktor cuaca, ataupun dari sosialisasi calon sendiri karena jika dilihat sosialisasi di jajaran KPU, sudah cukup masif dari tingkat Provinsi, Kabupaten hingga ke ehoc sudah cukup masif mensosialisasikan,” ujarnya.

Selain itu, Henny menyebut untuk regulasi terkait jumlah pemilih per TPS, hingga titik lokasi pencoblosan sudah ditetapkan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan pencoblosan.

“Jika bicara terkait regulasi, sudah dibuat paling banyak 600 pemilih. Jadi dibandingkan pemilu yang lalu 300 pemilih, secara kewajaran masih wajar, satu banding dua,” katanya.

Ditambahkan Henny, jika masih tersentral di satu wilayah itu masih memungkinkan, dibandingkan dengan daerah yang jarak tempuhnya pergunungan, ataupun yang medannya melewati jalur sungai.

Sementara itu, Henny juga menangapi jarak TPS di Kabupaten Bangka Barat sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat dijangkau oleh masyarakat.

“Jarak tempuh masih dikatakan wajar dan ini,  hasil dari kawan-kawan data dan informasi (Datin) untuk memetakan letak TPS. Setidaknya, jumlah pemilih dan lokasi TPS jauh-jauh hari sudah dikaji dan dirapatkan sebelum ditetapkan mengenai titik TPS. Artinya dari masyarakat sendiri sudah mengetahui dan menerima titik TPS itu menjadi dasar,” katanya.

Namun, ia menekankan pada akhirnya tingkat partisipasi sangat bergantung pada niat dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

“faktor cuaca memang kita ketahui hujan, tapi semunya balik ke pemilih jika sudah niat untuk datang ke TPS sesuai sosialisasi KPU jauh-jauh hari. Pada tanggal 27 November ingat, jadi kembali ke pemilih lagi” ucapnya. (oka)