SUNGAILIAT, LASPELA — Tubuhnya gempal. Gaya bicaranya nyeplos. Sesekali mengundang gelak tawa bagi orang yang mendengarnya.
Begitulah sosok Hidayat Arsani.
Siapa yang tidak mengenalnya. Pria 61 tahun yang akrab dengan panggilan Panglima ini, begitu familiar.
Baik di kalangan politisi, pengusaha, wartawan maupun masyarakat Babel.
Sebelum mencalonkan diri sebagai Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Pilkada 27 November 2024, Dayat-biasa disapa, lebih dikenal sebagai pebisnis timah.
Dia sempat menjabat Presiden Asosiasi Timah Indonesia.
Selain itu, sosok yang pernah menjadi Wakil Gubernur Babel periode 2012-2017 ini juga ternyata konsen di bidang kesehatan. Juga pertanian.
Berbeda dengan masyarakat yang kebanyakan memilih berkebun sawit, Bapak Pembangunan ini malah menanam pohon aren.
Perbedaan dalam menempuh jalan tersebut membuatnya mendapatkan stempel ‘gila’ oleh sebagian orang.
Pohon dengan nama ilmiah Arenga Pinnata ini menjadi komoditas investasi yang menurut Dayat sangat menjanjikan. Tak hanya berkata, Dayat sudah membuktikan.
Di Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka salah satunya. Dayat menjelaskan, dari kebun tersebut satu batang aren bisa menghasilkan nira sekitar 15-20 liter perhari.
Kalau 1 liter nira bernilai Rp5 ribu, maka dalam satu batang bisa menghasilkan Rp75 sampai Rp100 ribu per hari. Maka dalam satu bulan bisa menghasilkan Rp2.250.000 sampai Rp3 juta.
“Itu baru satu batang, kalau dirawat dengan baik, dengan bibit unggul. Nah bagaimana kalau punya sepuluh batang? Maka potensi penghasilan satu petani bisa Rp20 juta sampai Rp30 juta per bulan. Nah kalau seratus batang, atau seribu batang satu warga Bangka Belitung, apa tidak sejahtera?” kata dia saat kampanye di Kecamatan Pemali, 1 Oktober lalu.
Kesejahteraan memang menjadi fokus pasangan pria yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Babel Hellyana ini. Dalam setiap kampanye, Dayat selalu mempertegas hal tersebut.
Baginya, disaat orang lain masih berkata-kata. Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Babel ini justru sudah memulai.
Bagaimana hilirisasi pertanian dan perkebunan, ia sudah menyiapkan pondasi kokoh industrialisasinya.
Perkebunan aren tentu menjadi salah satu jalan baginya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam hitungan, jika Babel punya 5 juta batang aren maka potensi perputaran uang mencapai Rp11,250 triliun hingga Rp15 triliun sebulan. “Ini potensi sebulan, kalau setahun? Kalikan saja,” imbuhnya.
Selain itu, perkebunan aren juga banyak menyerap tenaga kerja lokal. Kalau ditingkat hulu atau petani saja punya potensi begitu besar, mulai dari perawatan, pemanen dan lainnya, apalagi kalau dikembangkan ke hilirisasi dan industri. Ditingkat hilirisasi bisa membuka peluang bagi UMKM masyarakat secara mandiri.
Manisnya gula aren terus dibuktikan Hidayat Arsani hingga kini. Bak pohon aren yang memberikan semua manfaat untuk masyarakat, begitu pula harapan kita semua kepada Hidayat Arsani pada Pilkada 27 November nantinya.
“Saya ingin jenazah saya diantar oleh masyarakat Bangka Belitung ke tempat terakhir. Itu adalah harapan saya. Saya ingin membangun dan memakmurkan masyarakat,” tegasnya. (mah)