MANGGAR, LASPELA- Target Pemda Kabupaten Belitung Timur (Beltim) agar seluruh kecamatan di Beltim memiliki Kampung Keluarga Berencana (KB) sudah mulai direalisasikan tahun 2017 ini.
Bupati Beltim Yuslih Ihza meresmikan Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, menjadi Kampung Keluarga Berencana (KB) tingkat Kabupaten Beltim.
Peresmian ditandai penandatanganan prasasti Kampung KB dan pembukaan selubung tugu Kampung KB di Halaman Kantor Desa Burung Mandi, Selasa (3/10/2017).
Peresmian ini juga secara simbolis menandai persemian Kampung KB di Desa Kurnia Jaya Manggar, Desa Cendil Kelapa Kampit, Desa Batu Penyu Gantung, Desa Aik Madu Simpang Renggiang, Desa Batu Itam Simpang Pesak dan Desa Nyuruk Dendang.
Tahun 2017 ini, tiap Kecamatan di Kabupaten Beltim dipilih satu desa untuk dijadikan Kampung KB.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Beltim, H. Liatim menjelaskan, latar belakang pembentukan Kampung KB adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui Program Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga (KKBPK) serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan kelurga kecil berkualitas.
“Kampung KB ini dibentuk selain meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan,” jelas Liatim.
Mantan Penyuluh KB itu menjelaskan, setidaknya ada dua kriteria utama yakni, jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan miskin di atas rata-rata Pra Sejahtera, dan keluarga miskin tingkat desa/kelurahan di mana kampung tersebut berada, serta jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan di mana kampung KB tersebut berlokasi.
“Yang kita pilih sesuai syarat, kriteria, serta petunjuk teknis dari BKKBN. Salah satu contoh kriteria Kampung KB itu angka partisipasi penduduk usia sekolahnya rendah, terus juga tingkat pembangunan sektor kesehatan, pendidikan, pemukiman serta lingkungan juga masih rendah,” tutup Liatim. (*/jun)
Editor: Stefan H. Lopis