Cegah Penyakit Kaki Gajah, Ratusan Warga di Basel Masuk Program POPM

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Basel, Agus Pranawa.

TOBOALI, LASPELA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel) melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) berkomitmen eliminasi penyebaran penyakit kaki gajah di daerah itu.

Komitmen tersebut dengan mencanangkan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kepada masyarakat khususnya Basel yang akan menyasar sebanyak 201.346 jiwa untuk mendapatkan obat dari pencegahan filariasis atau kaki gajah ini. Sebelumnya di 2006, Pemkab Basel telah melaksanakan kegiatan POPM, dan sampai saat ini Basel belum eliminasi penyakit kaki gajah.

Kepala DKPPKB Basel, dr Agus Pranawa mengatakan bahwa POPM Filariasis adalah program pemberian obat pencegahan massal untuk penyakit filariasis atau kaki gajah untuk seluruh penduduk yang berusia 2 sampai 70 tahun, dan berdasarkan tinggi badannya dari orang tersebut.

“Kebijakan ini seiring dengan pelaksanaan program POPM filariasis yang sudah mulai diterapkan, dan ditargetkan dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit kaki gajah di Basel. Sesuai dengan data terdapat 201.346 jiwa penduduk yang menjadi sasaran program POPM, mulai usia 2 sampai 70 tahun,” kata Agus, Selasa (12/11/2024).

Menurut Agus, dari total 201.346 orang menjadi sasaran program POPM tersebut, Pemkab Basel ditargetkan harus mampu mencakup sebesar 65 persen atau sebanyak 70.477 orang yang mengikuti program POPM.

“Sementara untuk sebaran sasaran program POPM dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok usia 2 sampai 5 tahun sebanyak 10.086 orang yang terdiri dari 5.234 orang laki-laki dan 4.852 orang perempuan,” jelasnya.

Sedangkan untuk kelompok usia 5 sampai 70 tahun sebanyak 191.260 orang, rinciannya kurang lebih ada 98.597 orang laki-laki dan 92.663 orang perempuan.

“Masyarakat yang menjadi sasaran POPM ini akan meminum obat pencegahan filariasis sebanyak satu kali setiap tahunnya atau selama dua tahun berturut-turut,” ungkapnya.

Agus menyebutkan, petugas maupun Kader Puskesmas sudah mulai bergerak dengan turun ke lapangan memberikan obat kepada masyarakat.

“Obat tersebut harus diminum di depan petugas, sehingga progam ini diharapkan dapat berjalan efektif nantinya,” sebutnya. (pra)