Dinkes Bangka Barat Salurkan Bantuan untuk Anak Stunting Total Rp 500 Juta, Terbanyak Kecamatan Simpang Teritip

Penyaluran suplemen kepada anak yang terkena stunting di Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat. Foto : Istimewa. 

SIMPANGTERITIP, LASPELA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyalurkan bantuan kepada anak terkena stunting, berupa susu dan suplemen guna mencukupi kebutuhan gizi anak.

“Kami menyerahkan bantuan sebanyak 75 paket diberikan kepada anak-anak stunting di Kecamatan Simpang Teritip. Turut mengundang para ibu, serta seluruh kepala desa dan kepala bidang,” kata Kepala Dinkes Babar, Rangkut, pada Rabu (6/11/2024).

Dikatakan Rangkuti, total nilai bantuan mencapai sekitar Rp 500 juta, yang tidak hanya disalurkan ke Simpang Teritip tetapi akan menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Bangka Barat.

Paket bantuan itu diberikan selama empat bulan, dimana suplemen dirancang untuk membantu meningkatkan nafsu makan anak-anak yang mengalami kekurangan gizi.

“Susu itu cukup untuk satu bulan, sedangkan suplemen memberikan stimulasi kepada anak-anak agar yang tidak memiliki nafsu makan akan meningkat,” katanya.

Rangkuti menyampaikan, pihaknya menargetkan penurunan angka stunting sebesar 50 persen di Simpang Teritip yang memiliki tingkat stunting tertinggi di Bangka Barat.

“Simpang Teritip ini memang jadi perhatian kita, karena stuntingnya tertinggi. Kita tekan harus turun setengah, 50 persen target kita,” ucapnya.

Menurut Rangkuti, faktor utama penyebab stunting sangat kompleks dan berkaitan erat dengan kemiskinan yang menyebabkan berbagai permasalahan sosial, seperti pernikahan dini dan rendahnya akses pendidikan.

“Penyebab stunting ini panjang kalau dilihat dari hulunya, bermula dari kemiskinan yang memunculkan pernikahan dini dan masalah lainnya,” ujarnya.

Menurut Rangkuti, penanganan stunting tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek, melainkan harus jangka panjang yang melibatkan seluruh komponen masyarakat.

“Solusi jangka pendek tidak cukup, berarti harus jangka panjang. Karena kemiskinannya yang jadi titik hulu. Untuk mengatasi ini tanggung jawab seluruh komponen,” katanya.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Bangka Barat berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui upaya yang terintegrasi dengan sektor-sektor lainnya.

“Jadi bukan hanya dari sini, dari desa tokoh-tokoh masyarakat juga. Apa fungsi mereka? Bagaimana bisa mencegah anak-anak kita tidak nikah cepat karena masih dalam pertumbuhan. Usia 13, 14 tahun belum waktunya untuk menikah,” ucapnya. (oka)