Opini  

Mentari Pulau Celagen Menuju Nol Emisi untuk Negeri

Oleh: Nurul Kurniasih

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Pulau Celagen, Kabupaten Bangka Selatan. PLTS hybrid merupakan teknologi pembangkitan listrik yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi utama dengan mengombinasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebagai cadangan. (Foto: dokumentasi PLN UIW Babel)

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi yang berbasis energi bersih. PLN telah memiliki layanan khusus untuk menjawab kebutuhan industri akan suplai listrik bersih yang andal dan terjangkau, dengan salah satu produk andalannya ialah Renewable Energy Certificate (REC) yang selaras dengan upaya untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060.

Sejak empat tahun terakhir perusahaan milik negara ini melakukan transformasi, mulai dari sektor pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan, hingga pelayanan pelanggan.

Di tengah perubahan iklim, PLN mengubah strategi dari yang berbasis pengembangan berbahan bakar fosil menjadi pengembangan berbasis energi terbarukan (EBT), menyediakan menyediakan energi bersih yang terjangkau.

Upaya ini pun tak hanya sekedar isapan jempol, di berbagai daerah di Indonesia penerapan pemanfaatan energi bersih ini pun mulai digencarkan dan diterapkan, salah satunya di Pulau Celagen, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Pulau Celagen mulai menggunakan listrik berbasis energi bersih pada tahun 2019, dengan inisiatif awal berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hybrid. PLTS hybrid merupakan teknologi pembangkitan listrik yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi utama dengan mengkombinasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebagai cadangan.

Prinsip kerjanya dengan mengkonversikan energi dari sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan panel surya dalam jumlah tertentu untuk menyuplai listrik ke rumah pelanggan. Apabila energi dari sinar matahari lebih besar dari beban pelanggan, maka kelebihan energinya akan digunakan untuk mengisi baterai. Sebaliknya, apabila energi dari sinar matahari tidak cukup, akibat cuaca mendung atau menjelang malam hari, maka kekurangan energi tersebut akan disuplai dari baterai atau mesin diesel.

Kapasitas pembangkit sebesar 80 kilo Watt peak (kWp) yang dilengkapi inverter berkapasitas 100 kW, baterai kapasitas 350 kWh, dan mesin diesel kapasitas 300 kW. Pemanfaatan PLTS Hybrid ini juga berdampak pada penghematan bahan bakar (BBM), semenjak PLTS Hybrid diopersikan ada penurunan konsumsi BBM yang cukup signifikan dari sebelumnya 338 liter/hari menjadi 296 liter/hari, atau terjadi penghematan sebessar 43 liter/hari yang setara Rp373.198 per hari. Hal ini berdampak positif pada efiensi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) sistem kelistrikan Celagen yang sebelumnya Rp2.836,03 per kWh menjadi Rp2.485,15 per kWh.

Akan tetapi, penerapan listrik bersih di pulau ini mengalami kendala, mengingat sumber energi matahari yang terkadang terhambat oleh cuaca, cuaca yang tidak menentu dan kemampuan baterai dalam menyimpan energi listrik. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia ahli dalam operasi dan perawatan sistem tersebut juga menjadi tantangan tersendiri.

Untuk memenuhi ketersediaan listrik dan mengatasi berbagai masalah kelistrikan,PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung bersinergi melibatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan, serta swasta untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan teknologi yang dibutuhkan.

Tak hanya di pulau tersebut, PT PLN (Persero) UIW Babel telah berupaya untuk menyediakan energi bersih di Bangka Belitung dengan beberapa langkah strategis. Diantaranya adalah pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti PLTS Pulau Celagen dan PLTSa Pulau Tinggi. PLN UIW Babel juga berfokus pada efisiensi energi dan pengurangan emisi dengan melakukan pencampuran bahan bakar Batubara dengan Biomassa (co-firing) di PLTU Air Anyir dan PLTU Suge. Saat ini co-firing telah dilakukan dengan pencampuran 10% bahan bakar biomassa dengan 90% bahan bakar Batubara. Saat ini Rasio Bauran Energi Terbarukan di Babel sebesar 6%.

PLN juga mulai melakuan pengolahan energi dari sampah, PLN UIW Babel telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Pulau Tinggi. Kapasitas PLTSa Pulau Tinggi sebesar 16 kilo watt (kW). PLTSa Pulau Tinggi telah mensuplai energi 7.614 kWh per tahun dengan potensi penurunan emisi CO2 sebesar 6,02 ton CO2 per tahun. PLTSa Pulau Tinggi masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut saat ini beroperasi dengan limbah biomassa cangkang sawit.

Pihaknya juga mengajak masyarakat berpartisipasi dengan melakukan sosialisasi edukatif dan penyuluhan tentang daur ulang serta pemilahan sampah. Selain itu, ada kolaborasi dengan Komunitas Swadaya Masyarakat (KSM) untuk meningkatkan partisipasi aktif dalam kegiatan daur ulang dan pengolahan sampah menjadi sumber energi.

PLN bekerjasama dengan pemerintah Kota Pangkalpinang melakukan studi pengembangan pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik di TPA Parit Enam.

Untuk mewujudkan energi bersih tersebut, PLN UIW Babel menghadapi beberapa kendala, mulai dari kondisi geografis dan transportasi di Bangka Belitung yang berbentuk kepulauan menjadi tantangan utama dalam pengiriman material dan bahan bakar. Selain itu untuk pembangunan pembangkit energi terbarukan memerlukan investasi awal yang besar dalam infrastruktur energi terbarukan. Teknologi pendukung dan sumber daya manusia yang ahli di bidang energi terbarukan juga masih menjadi tantangan.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Tugas PLN kini bukan hanya menyediakan listrik andal, tetapi juga menjaga lingkungan, menurunkan emisi gas rumah kaca dan fasilitator kemajuan bangsa Indonesia. Melalui listrik hijau yang andal dan merata, PLN berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menciptakan lapangan kerja, memerangi kelaparan, menekan angka kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PT PLN (Persero) siap mendukung Pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi yang berkelanjutan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Komitmen ini tercermin melalui salah satu layanan PLN yang mampu menghadirkan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) atau GreenEnergy As a Service (GEAS) guna memenuhi perkembangan kebutuhan industri di Tanah Air.

Perusahaan yang digawangi oleh peraih Penghargaan Tokoh Inspiratif Penggerak Transisi Energi Darmawan Prasodjo ini telah siap menyalurkan energi bersih melalui layanan REC ke tiga perusahaan industri manufaktur dengan total 200 gigawatt hour (GWh). Tiga perusahan yang baru saja meneken perjanjian penyediaan REC PLN ini yakni PT Indah Kiat Pulp & paper Tbk, PT Parkland World Indonesia dan PT PZ Cussons Indonesia.

Untuk diketahui, hingga September 2024, layanan listrik hijau REC PLN telah dinikmati ribuan pelanggan dengan total 9.776 transaksi yang penjualannya mencapai 4,01 juta Megawatt hours (MWh). Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding periode yang sama di tahun 2023 yang mencapai 2.554 transaksi dengan penjualan sebesar 2,33 juta MWh.

Pertumbuhan ini mencerminkan komitmen kuat PLN dalam mendukung transisi energi hijau melalui peningkatan penggunaan sertifikat energi terbarukan di Indonesia. Pihaknya juga telah berhasil menambah dua pembangkit sebagai sumber REC. Sehingga saat ini PLN memiliki 8 pembangkit yang dapat menerbitkan REC dengan kapasitas produksi mencapai 4,7 juta unit REC atau 4,7 TWh per tahun dan jumlah tersebut akan terus bertambah.

Atas komitmen dan dedikasinya untuk negeri, tak heran jika PT PLN (Persero) meraih berbagai penghargaan, baru-baru ini PLN meraih penghargaan kategori Inovasi Tata Kelola (Good Governance) dengan predikat Terdepan sebagai Penggerak Ekonomi Kerakyatan dalam Transisi Energi pada ajang Detikcom Awards 2024. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan PLN dalam Program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu.

Selain itu, PLN berhasil meraih 11 penghargaan di Subroto Award 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM, menjadikannya perusahaan dengan penghargaan terbanyak, mengalahkan BUMN dan badan usaha lainnya. Subroto Award adalah penghargaan tertinggi di sektor energi dan sumber daya mineral.

Tak hanya penghargaan secara nasional, PT PLN (Persero) juga mendapatkan penghargaan bergengsi di tingkat internasional, Contact Center PT PLN (Persero) 123 sukses mengantongi 14 penghargaan pada ajang Global Contact Center World Award (GCCWA) 2024 tingkat Asia Pasifik. Torehan yang terdiri dari 12 gold dan 2 silver ini meningkat signifikan dibanding perolehan CC PLN 123 pada 2023 meraih 8 penghargaan.

Sementara di tahun 2023, PLN berhasil meraih 779 penghargaan dalam berbagai kategori, baik di tingkat nasional hingga internasional sepanjang tahun 2023. Dirut Utama PT PLN (Persero) pun mendapat penghargaan tertinggi Green Leadership Utama dalam Anugerah Lingkungan PROPER dan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2023, Predikat sebagai “Male Executive of the Year” juga diraih Darmawan pada ajang Power Energy Awards 2023 yang digelar Enlit Asia. Dalam ajang tersebut, PLN juga sukses mengungguli perusahaan kelistrikan dan energi se-Asia dengan menyabet 5 (lima) penghargaan bergengsi dari 12 kategori yang ada.

Bravo PLN, terus terangi negeri ini. Kami menanti gebrakan dan inovasi menuju listrik untuk kehidupan yang lebih baik!! (**)