PANGKALPINANG, LASPELA – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sugito menuturkan jika faktor terjadinya stunting pada anak bukan hanya dari permasalahan ekonomi, namun lebih pada perilaku orang tua kepada anak.
Ia mengatakan, jika ia sempat menemukan kasus jika salah satu kasus anak stunting ditemukan pada keluarga yang mampu, dimana orang tua tersebut menyerahkan anak sepenuhnya kepada pengasuh dan tidak memperhatikan asupan nutrisi makanan anak.
“Karena anak tersebut rewel, sehingga pengasuhnya tadi memberikan makanan-makanan yang tidak bernutrisi, tidak bergizi, sehingga terjadilah stunting. Terkadang kita terjebak dalam kondisi pragmatis anak tidak mau makan maunya makanan instan yang tidak memiliki nilai gizi dan protein yang bagus yah sudah dikasih itu, nah itu salah satu contoh perilaku,” katanya, Kamis (10/10/2024).
Sehingga hal ini perlu adanya edukasi kepada para pengasuh agar para pengasuh paham makanan apa yang harus dikonsumsi, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan anak.
“Penanganan stunting ini salah satunya ialah pasangan pengantin harus memeriksakan kesehatannya tiga bulan sebelum menikah, termasuk pemberian tablet tambah darah, lalu kepada anak-anak untuk rajin datang ke Posyandu baik untuk pemeriksaan kesehatan maupun untuk upaya informasi termasuk penambahan tambahan makanan,” tuturnya.
Penanganan stunting juga akan dilakukan secara masif ke Kabupaten dan Kota di Babel dan pihaknya terus melakukan sinergitas kepada beberapa pihak untuk mengatasi stunting di Babel. (dnd).