Turun Signifikan Setelah Intervensi, Angka Stunting Kota Pangkalpinang Kini Hanya 1,24 Persen

Pj Wali Kota Pangkalpinang, Lusje, bersama Kepala DP3AKB, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Miego saat Rakor Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kota Pangkalpinang

PANGKALPINANG, LASPELA – Angka stunting Kota Pangkalpinang turun signifikan setelah dilakukan intervensi di seluruh Posyandu di tujuh Kecamatan Kota Pangkalpinang.

Kini angka stunting Kota Pangkalpinang hanya sebesar 1,24 persen dari sebelumnya.

Dimana data stunting di Kota Pangkalpinang sebelumnya tercatat sebesar 20,74 persen.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Agustu Afendi menuturkan, data ini didapat dari hasil akhir intervensi yang telah selesai dilakukan.

“Alhamdulillah hasil dari intervensi ini kita mendapatkan data fakta dilapangan, prevelensi stunting di Kota Pangkalpinang turun secara signifikan yang sebelumnya 20,74 persen sekarang 1,24 persen dari hasil akhir pengukuran elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM),” katanya, Selasa (16/7/2024).

Agustu menuturkan walaupun stunting di Kota Pangkalpinang rendah, pihaknya tetap akan berfokus dan terus bekerja keras untuk meningkatkan cakupan dan efektivitas programnya.

Sementara itu, data stunting prevalensi stunting di beberapa kecamatan berdasarkan E-PPBGM bulan Juni 2024 di tujuh Kecamatan ialah, kecamatan Rangkui sebanyak 2,49 persen, Bukit Intan sebanyak 2,66 persen, Kecamatan Girimaya sebanyak 0,23 persen, Pangkal Balam sebanyak 1,15 persen, lalu Kecamatan Gabek, 0,80 persen, Taman Sari, 1,87 persen dan Gerunggang, 0,57 persen.

Sementara itu, sasaran Balita yang harus diukur menurut Data E-PPGBM ada sebanyak 16.565 sedangkan jumlah Balita yang diukur sebanyak 16.458.

Dari jumlah ini didapati Balita bermasalah gizi sebanyak 5.250.

“Dari total jumlah tersebut ada 31,82 persen balita dengan gizi buruk, dari persentase ini didapati 5.250 Balita dengan permasalahan gizi, diantaranya 78 balita memiliki berat badan kurang namun tidak stunting, 172 memiliki permasalahan gizi namun tidak stunting dan 4.789 dalam kondisi normal,” katanya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Pangkalpinang Lusje Anneke Tabalujan menuturkan, jika apa yang sudah dilakukan dan didapati hasil angka stunting yang sangat turun dan pada posisi jauh dari garis maksimal yang telah ditetapkan Pemerintah Pusat menunjukkan, jika strategi yang telah dilakukan sudah benar.

“Ini harus dilanjutkan, ataupun kedepan kita mempunyai strategi lainnya untuk kita terapkan. Dengan hasil intervensi dan didapati stunting hanya sebesar 1,24 persen tentu angka itu sangat jauh sekali, sehingga memang data itu penting, baik dari segi pengukurannya, metodenya seperti apa dan itu harus kita lakukan dengan benar,” tuturnya.

Setelah ini, Lusje mengaku akan memakai angka yang sudah ada, karena angka ini mengukur ke 16 ribu anak sehingga data ini memang akurat.

Pihaknya juga akan mengupayakan menyelesaikan masalah stunting, karena untuk menghadapi Indonesia Emas 2045 maka memang harus dipersiapkan dari sekarang.

“Karena jika anak itu stunting, dia akan terkendala dalam kegiatannya, baik melakukan aktivitas fisik hingga cara berpikirnya, jika stunting dan tidak ditangani maka akan terganggu dan sangat merugikan masa depan, maka kita akan tetap melakukan treatment, seperti memberikan makanan, susu, biskuit dan pencukupan gizi kepada anak-anak yang terdeteksi stunting,” tuturnya. (dnd)