PANGKALPINANG, LASPELA – Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang, Lusje Anneke Tabalujan membuka Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kota Pangkalpinang, yang digelar di ruang OR Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Selasa (16/7/2024).
Dalam sambutannya, Lusje memaparkan beberapa permasalahan yang menjadi fokus pada penangan stunting, contohnya saja ditemukan kurangnya pemahaman masyarakat Kota Pangkalpinang terkait stunting.
“Stunting sering terjadi di lingkungan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Biasanya kita memberikan, bantuan berupa susu, makanan olahan, telur, tapi ada tetangga sebelah yang diberikan bantuan itu anaknya yang tidak stunting dan tidak dapat bantuan, malah bilang anaknya stunting, ini tidak benar,” katanya.
Lusje mengatakan jika seharusnya masyarakat harus bersyukur jika anaknya sehat dan tidak stunting, karena dengan kasus stunting dapat mempengaruhi tingkat kesehatan anak di Pangkalpinang rendah.
Untuk itu dalam penanganan stunting perlu juga sinergitas dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Pangkalpinang.
Seperti contohnya Diskominfo Kota Pangkalpinang yang berperan pada penyampaian informasi ke publik terkait stunting.
“Diskominfo harus berperan dalam penyampaian edukasi dan informasi ke masyarakat agar edukasi itu tersampaikan dengan baik ke masyarakat, sehingga pemahaman masyarakat jika bantuan stunting itu bukan seperti bantuan sosial yang menyasar ke masyarakat umum,” katanya.
Ia juga mengatakan perku peran Dinas Kelautan dan Perikanan juga untuk bisa untuk menginformasikan ke masyarakat terkait manfaat makan ikan, membuat olahan makanan ikan sehingga membuat anak-anak suka ikan, bukan hanya makanan instan.
“Perlunya peran stakeholder untuk terus terlibat dalam penanganan ini, karena bayi harus diberikan treatment 100 hari pertama pendampingan gizi di dunia,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga menuturkan kepada ibu untuk memberikan anaknya makanan bergizi, dan jangan terlalu sibuk main hp sampai tidak memperdulikan asupan gizi anak.
“Ibu-ibu yang di rumah saja jangan sibuk nonton drama korea, perhatikan asupan gizi anaknya,” katanya.
Ia juga memaparkan terkait anggaran stunting yang besar, sebenarnya anggaran stunting bukan hanya dipakai untuk bayi dan balita saja, namun juga pembekalan kepada remaja-remaja putri hingga ibu hamil.
“Karena treatment anggaran untuk remaja putri itu sudah masuk pada anggaran stunting, yang bertujuan dengan pembekalan dan treatment ini remaja putri dapat memahami dan jauh lebih siap untuk menghadapi pernikahan pada saat ia dewasa kelak,” katanya.
Anggaran stunting juga diberikan kepada ibu hamil, pemenuhan gizi ibu hamil agar anak yang dilahirkan dalam kondisi sehat sempurna dan terhindar dari stunting.
“Jadi bukan hanya bayi, tapi dilakukan dari remaja putri, pemenuhan gizi ibu hamil hingga anaknya. Dengan tujuan pembentukan antisipasi ini, kasus stunting diharapkan di Kota Pangkalpinang dapat mencapai zero kasus,” ujarnya. (dnd)