Deddi Wijaya “Duduk” Bersama Nelayan Belolaut Didermaga | BANGKA BELITUNG

Deddi dialog dengan nelayan di pondok dermaga tambatan perahu nelayan belolaut
Deddi wijaya duduk di tambatan perahu bersama nelayan belolaut
Deddi wijaya duduk di tambatan perahu bersama nelayan belolaut

MUNTOK, LASPELA– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bangka Belitung(Babel) Daerah Pilih (Dapil) Bangka Barat(Babar), Deddi Wijaya lakukan Reses 1 masa sidang 1 tahun 2016 di Dermaga atau tambatan perahu Jalan Belak Desa Belolaut Kecamatan Muntok.

Pada kesempatan tersebut, Deddi wijaya bertemu dengan puluhan Nelayan Desa Belolaut. Disana Dedi menyerap aspirasi para nelayan, sembari dialog terkait program kerja DPRD Provinsi Babel. Hadir pada pertemuan tersebut, ketua KNPI Babar Zulfitri, tokoh pemuda kota Muntok lainnya Addian yang berprofesi sebagai Lurah Tanjung dan Riyan merupakan seorang Jurnalis.

Salah seorang nelayan Belolaut, Udin mengatakan ada tiga keinginan yang hendak di sampaikan ke anggota DPRD Provinsi Babel. Pertama, Nelayan Belo minta bantuan alat tangkap, mengingat selama ini desanya tidak pernah mendapatkan bantuan alat tangkap.

Lalu kedua, kata Udin bahwa dermaga sekaligus menjadi tambatan perahu ini diperpanjang lagi hingga 100 meter menjorok ke laut, sebab jika air surut maka perahu tidak bisa berlabuh sampai ke bangunan tambatan perahu. Tidak sedikit, perahu nelayan di ikatkan ke pohon-pohon tembakau.

Terakhir yang ketiga, menurut Udin selama ini masyarakat kurang paham mengenai zonasi wilayah dilaut, karena di Belolaut ini sering menjadi wilayah tambang laut makanya masyarakat ingin tahu laut di Belolaut ini masuk zona apa. Saat ini masyarakat Belolaut sepakat untuk memanfaatkan hasil laut sebagai kebutuhan pokok sehari-hari di rumah tangga.

“Kami minta ketiga item ini direalisasikan oleh DPRD Provinsi Babel. Kami sebagai rakyat hanya bisa mengadu ke wakil rakyat, mudah-mudahan semuanya terpenuhi,”kata Udin saat sesi tanya jawab dalam kegiatan reses DPRD Provinsi Babel Dapil Babar, Senin(09/05/2016).

Sementara itu, Deddi wijaya di hadapan masyarakat Belolaut mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan masyarakat akan ia perjuangkan hingga terealisasi.

“apa yang disampaikan ini sangat baik, sayapun akan siap memperjuangkannya,”kata Deddi.

Point pertama mengenai bantuan alat tangkap. Deddi selaku Wakil merasa prihatin, bahwa kebutuhan nelayan selama ini tidak terpenuhi. Deddi mengakui bahwa masalah inipun sudah pernah ia dengar, hingga akhirnya iapun berhasil memperjuangkan Dana Bantuan(Daba) dari Pemerintahan Provinsi Babel sebesar Rp.40 Milyar di tahun 2016 untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Babar.

“Dari Daba itu, kami meminta Pemerintah Kabupaten Babar melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kerjanya menganggarkan dana kegiatan pengadaan alat tangkap untuk Nelayan Belolaut. Daba itu sendiri dikucurkan sebagai biaya anggaran meningkatkan kesejahteraan rakyat, antara lain peningkatan sektor kelautan dan perikanan,”kata Deddi.

Lalu point kedua, mengenai penambahan panjang pembangunan tambatan perahu sejauh 100 meter. Kata Deddi, kegiatan itu sangat positif, mengingat nelayan kesulitan menambatkan perahunya saat air laut surut. Selain itu, jika tambatannya panjang, maka akan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal yang ingin membeli ikan hasil tangkapan nelayan langsung di dermaga atau tambatan perahu.

“Sama seperti point pertama, yakni akan saya sampaikan ke SKPD terkait langsung agar dianggarkan melalui Daba tahun 2016,”ungkapnya.

Sementara untuk point ketiga, Deddi meminta warga Belolaut memberikan waktu luang untuk datang ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(Bappeda) Babar. Ia akan memfasilitasi langsung pertemuan tersebut dalam waktu dekat, biar sama-sama tahu lautnya belolaut itu masuk zona apa.

“Kalau saya pribadi belum tahu lautnya Desa Belolaut ini masuk Zona apa?. Apakah zona perikanan tangkap, pariwisata atau pertambangan belum tahu. Biar sama-sama tahu, maka sama-sama pulah kita ke Bappeda Babar. Silakan tentukan jadwal sempatnya warga kapan, saya akan menyesuaikan,”ungkap Deddi.

Mengenai penolakan aktifitas tambang laut di Desa Belolaut, Deddi menegaskan akan mendukung apa yang menjadi keputusan musyawarah mufakat masyarakat Mayoritas.
“Demi keadilan, kesejahteraan hingga kemakmuran rakyat. Maka akan saya dukung semua hasil musyawarah mufakat desa tersebut, karena masyarakatlah yang tahu mereka butuh apa,”ungkapnya.

Sementara itu, ketua KNPI Babar,Zulfitri menyambut baik kegiatan reses ini. Iapun mengapresiasi apa yang telah dilakukan Deddi wijaya terhadap masyarakatnya.
“Ini baru wakil rakyat. Meskipun seorang diri, dia berani mengambil langkah-langkah mensejahterakan rakyat melalui serapan aspirasi dalam program reses,”kata Zulfitri kepada LASPELA.

Dia berharap kedepan lebih banyak lagi anggaran Provinsi Babel yang bisa digunakan oleh rakyat Babar. Kata Zulfitri, kesejahteraan bukan hanya pembangunan fisik berupa fasilitas umum saja tetapi juga diimbangi dengan kegiatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM).

“Kegiatan-kegiatan pelatihan bagi pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM), kelompok nelayan, kelompok tani dan kelompok masyarakat lainnya seperti organisasi kemasyarakatan juga harus dilakukan. Kesuksesan suatu daerah juga harus diukur dari kualitas SDMnya, tidak hanya mengukur kuantitas pembangunan daerah belaka,”ungkapnya.

Pantauan LASPELA, sebelum melakukan dialog, Deddi wijaya bersama tokoh pemuda Babar sempat melihat-lihat masyarakat membuat perahu, menangkap udang sungkur hingga menunggu nelayan pulang dari laut. Merekapun bercengkrama dengan pelaku UMK Belolaut yang pembuat empek-empek udang dan kerupuk udang. (Ron)