PANGKALPINANG, LASPELA – Bunda Tudung Saji (BTS) atau Ratna Purnamasari menjadi pemilih dengan busana ter unik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Ia datang nyoblos ke TPS 018 Kelurahan Parit Lalang Kota Pangkalpinang dengan mengenakan pakaian yang tak biasa, tak heran jika semua mata terpana melihat tampilan BTS bak model yang akan berlaga di catwalk.
Ditemui usai melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia, BTS menanggapi sambutan hangat para petugas KPPS dan warga sekitar, ia pun sedikit menjelaskan alasannya mengenakan pakaian tersebut dengan wajah ceria dan senyum yang mengembang.
“Busana yang dikenakan hari ini, mereka bilang busana saya menjadi busana ter unik di Babel, senang dan bahagia sekali saya,” ujarnya, Rabu (14/2/2024).
BTS menjelaskan, bahwa pesta demokrasi atau Pemilu 2024 sedang diikuti bersama segenap warga negara Indonesia ini merupakan saatnya membuktikan bahwa perbedaan bukanlah api yang menimbulkan perpecahan, melainkan pelita yang mampu menerangi jalan menuju perdamaian di negeri ini.
“Mari bersama-sama menjadikan Pemilu 2024 sebagai panggung toleransi,” katanya.
Disinggung soal busana, Ratna mengaku sudah mempersiapkannya secara maksimal, dengan maksud menunjukan rasa bangga sebagai ikon budaya di Kota Pangkalpinang.
Selain itu, kebetulan pesta demokrasi atau Pemilu 2024 dilaksanakan bertepatan dengan hari kasih sayang 14 Februari.
“Maka kita juga melaksanakan ini, harus dalam suasana hati yang senang dan gembira,” tuturnya.
Bukan sekedar meluruhkan kewajiban sebagai warga negara yang baik, alasan lain BTS terselip kampanye pelestarian budaya daerah dan kearifan lokal.
“Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Inilah kekayaan kita yang patut kita jaga,” ulasnya.
Perbedaan menurut Kabid Budaya Dindikbud Kota Pangkalpinang ini adalah bagian alami dari masyarakat yang beragam dan seharusnya tidak menjadi sumber konflik. Perbedaan adalah mentari yang menerangi jalan menuju perdamaian dan wajib menjaganya dengan bijak.
“Pemilu adalah saat semua warga negara, sebagai pemilih, menyuarakan pilihannya. Ini adalah hak istimewa yang perlu dihormati dan dijaga dengan baik. Saat kita pergi ke bilik suara, kita menjalankan hak demokratis kita untuk memilih pemimpin dan perwakilan rakyat,” terangnya.
“Saat itu pula, kita perlu ingat bahwa teman-teman sebangsa setanah air juga memiliki hak yang sama untuk menyuarakan pilihan mereka. Toleransi adalah kunci untuk menjaga Pemilu berjalan dengan aman dan damai,” tutupnya. (dnd)