PANGKALPINANG, LASPELA – Ketua Kelompok Wanita Tani (KTW) Kemuning Kota Pangkalpinang, Kumala mengaku merasakan dampak dari merawat sayuran hidroponik bagi warga sekitar. Awalnya KWT ditugaskan untuk menanam hidroponik untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan gizi anak stunting.
“Awalnya dibuat untuk anak stunting, setelah berjalan, Alhamdulillah sudah tidak ada lagi anak stunting di sini,” katanya, Jumat(29/12/2023).
Ia mengaku menjual tanaman hidroponik ini ke masyarakat, dibandrol Rp10 ribu per bungkus. “Untuk harga kita ikut harga pasaran, kalau untuk selada ini Rp60 ribu per kilogram dan sawi Rp40 ribu per kilogram,” bebernya.
Kumala juga menyebutkan ia sempat menemukan kendala dalam merawat hidroponik yaitu saat musim kemarau.
“Kendala yang utama sih air yah waktu kemarau, sekarang ini tidak lagi, karena hidroponik kan tergantung air, kalau airnya lancar bagus kalau airnya tidak lancar hidroponiknya juga mengecil,” ujarnya.
Selain itu, sayuran hidroponik yang dipanen sekarang ada 3 modul terdiri dari sawi dan selada, satu modul dari DID dan dua modul dari BI. “Satu modul bisa panen hingga 40 kilogram, jadi hitungan kasarnya ialah 120 kilogram. Sementara total dari semua ini ada 6 modul, tetapi panennya beda-beda,” ujarnya. (dnd)