Fasyankes Babar Mampu Bersaing Diera MEA | BANGKA BELITUNG

Dinkes Bangka barat

MUNTOK, LASPELA— ‪Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Bangka Barat(Babar) diharapkan mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asea (MEA). Melalui Anggarannya, Saat ini Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Babar kosentrasi melakukan beragam kegiatan mulai dari pengadaan fasilitas kesehatan hingga membangun sarana dan prasarana mendukung pelayanan kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan(Dinkes) Babar, dr. H. Andri Nurtito, MARS mengatakan di era MEA, seluruh puskesmas harus siap bersaing jika sewaktu-waktu ada fasilitas pelayanan kesehatan dari luar negeri masuk ke Provinsi Bangka Belitung, tak terkecuali kabupaten Babar. Karena perlu diketahui juga bahwa Puskesmas berfungsi sebagai penapis/gatekeeper membutuhkan ketersediaan berbagai jenis alat kesehatan untuk dapat menyelesaikan sebanyak 155 jenis penyakit yang wajib ditangani oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, yaknis Puskesmas dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan.

“Dapat dibayangkan jika puskesmasnya tidak siap secara bangunan fisik dan peralatan kesehatannya,” kata dr.H.Andri kepada LASPELA, Senin(02/05/2016).

‬Maka dari itu, Dinkes Babar terkosentrasi melakukan pengadaan fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan, dimana penganggarannya melalui ABPD Babar, APBD Provinsi Babel hingga APBN Pusat tahun 2016 sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Upaya-upaya ini dilakukan, karena pihak Dinkes Babar berharap mampu bersaing pada era MEA mendatang.

“khusus pengadaan alat kesehatan pembiayaannya bersumber dari Pemerintah Pusat atau APBN telah dilakukan pihaknya melalui mekanisme telaah dan reviu dari Ditjen Pelayanan Kesehatan, Inspektorat Jenderal, dan Biro Perencanaan Kementerian Kesehatan RI melalui rapat koordinasi teknis, serta sesuai usulan tertulis daftar kebutuhan alat kesehatan dari Puskesmas dan jaringannya (Pustu dan Poskesdes/Polindes) yang disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat transparan, efektif, efisien, dan akuntabel,”ungkapnya panjang lebar.

‪Menurutnya, selain bermanfaat sebagai fasilitas pesaing pada era MEA mendatang, ternyata berbagai upaya pembangunan fisik dan pengadaan peralatan kesehatan di Puskesmas yang sudah ada saat ini telah berdampak positif terhadap keberlangsungan pelayanan kesehatan di Puskesmas itu sendiri.

“Dari pembangunan fasyankes yang dilakukan hingga tahun 2015, ternyata masyarakat Babar pada umumnya telah merasa puas atas pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas dan RSUD Sejiran Setason,”katanya.

Kepuasan pelayanan kesehatan terkuak setelah dilakukannya serangkaian kegiatan penilaian masyarakat Babar melalui pengisian kuesioner penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), kata dr.Andri hasil survei IKM di Puskesmas se Babar pada tahun 2015 tersebut masuk dalam kategori interval nilai IKM B (baik) atau kinerja unit pelayanan Baik.

“Ada juga Puskesmas yang mendapat nilai A (sangat baik) yaitu puskesmas Puput dan Tempilang,”ungkapnya.

Selain data di atas, terbukti bahwa nilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Kabupaten Bangka Barat secara nasional pada tahun 2007 pada skor IPKM sebesar 0,4392 atau peringkat 342, pada tahun 2013 naik menjadi sebesar 0,6587 atau naik ke peringkat 292 dari seluruh kabupaten / kota di Indonesia.

Lalu secara nasional pula, bahwa Babar juga telah berhasil meraih predikat sebagai Kabupaten Sehat dengan penghargaan Swasti Saba Padapa (2 tatanan) pada tahun 2013, dan meningkat pada tahun 2015 menjadi Kabupaten Sehat dengan penghargaan Swasti Saba Wiwerda (4 tatanan).

“Kendati demikian, kamipun terus berupaya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga Babar hebat 2021 terwujud,”pungkasnya.(Ron)