Bedah Buku Indonesia Emas 2045, Pengusaha Jangan Cuma Cari Cuan

PANGKALPINANG, LASPELA — Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Eka Sastra menghadiri bedah buku Indonesia Emas 2045 di acara Rapimprov Kadin Bangka Belitung di Hotel Grand Safran, Kamis (30/11/2023).

Rapimprov ini mengusung tema “Kadin Babel Bergema dalam menyukseskan program HIDUPP (Hilirisasi, digitalisasi, UMKM, Pariwisata dan Pangan menuju Bangka Belitung Emas 2045.

Pada kesempatan itu, Eka membahas bagaimana fungsi pengusaha bukan hanya mencari cuan tetapi  mensejahterakan masyarakat yang bergantung kehidupan di Indonesia.

Dalam buku yang berjudul “Indonesia Emas 2045 Roadmap” yang ditulis selama 1 tahun oleh kadin Indonesia,  Kadin menghimpun masukan dari berbagai komponen bangsa untuk mengembangkan peta jalan.

Eka menyebut bagaimana nilai-nilai Kadin Indonesia yang terdiri dari inklusif, kolaboratif dan progretif.

“Kadin berdiri sebagai pendukung penuh terkait permasalahan yang ada di Indonesia, seperti ekonomi, lapangan kerja dan lain sebagainya,” kata Eka.

“Kadin berkeyakinan penuh bahwa menurut Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD), memperkirakan bahwa pada tahun 2045 ekonomi Indonesia akan mencapai U$Rp8,89 triliun dan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia,” tambah Eka.

Dalam pembahasan seminar, Eka menyebut Indonesia harus mengatasi tantangan yang ada untuk mewujudkan Indonesia emas 2045, diantaranya produktivitas rendah, tenaga ahli terampil tidak terdistribusi merata, kesenjangan digital, infrastruktur dan transportasi yang tidak memadai dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Ketua Kadin Bangka Belitung, Thomas Jusman yang menjadi narasumber kedua dalam kegiatan Rapimprov. Ia menyebut bagaimana ketergantungan masyarakat Bangka Belitung terhadap sektor pertambangan yang mengakibatkan perkembangan ekonomi secara menyeluruh begitu kecil, dan tidak konsisten terkait kenaikan ekonomi Babel yang cenderung naik turun.

Thomas juga mengangkat bagaimana permasalahan hilirisasi, digitalisasi, UMKM , pariwisata dan pangan dalam menuju Indonesia Emas 2045 dan Blbonus demografi yang didapat Indonesia pada tahun 2045.

“Bangka Belitung banyak hal hal yang menjadi peluang besar dalam bisnis, terlebih di bidang pariwisata dan kuliner, saya berani yakin pariwisata Bangka Belitung bisa menjadi daya tarik wisatawan dalam berkunjung ke Bangka Belitung,” pungkas Thomas.

Ketum Kadin Babel itupun menyinggung pada tahun 2023 Bangka Belitung diperkirakan mengalami defisit pada sebagian besar komoditas di Bangka Belitung, terlebih dalam klaster cabai merah dan bawang merah yang menjadi andalan komoditas yang ditanam di Bangka Belitung.(yak)